Film House of Hope Soroti Perjuangan Manar Wahhab Dirikan Sekolah di Bawah Ancaman Israel

12 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan distribusi film asal Swiss, First Hand Films, resmi menangani penjualan internasional dokumenter Palestina berjudul House of Hope karya sutradara Marjolein Busstra. Film ini akan melakukan pemutaran global perdananya di Festival Dokumenter Internasional Amsterdam (IDFA) pada November mendatang.

Film ini mengisahkan perjuangan Manar Wahhab dan suaminya Milad Vosgueritchian dalam menyediakan tempat berlindung bagi anak-anak di Tepi Barat dengan mendirikan sekolah dasar House of Hope di al-Eizariya, kota Palestina di pinggiran Yerusalem. Kawasan ini tengah menghadapi tekanan akibat ekspansi permukiman ilegal Israel.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Sekolah tersebut berdiri di atas filosofi pendidikan Waldorf, yang dikembangkan oleh filsuf Austria awal abad ke-20 Rudolf Steiner, dan berpegang pada prinsip perlawanan tanpa kekerasan. Sutradara Marjolein Busstra yang berasal dari Amsterdam bekerja sama dengan kru Palestina, termasuk sinematografer Belanda-Palestina Abu Mosab, untuk merekam kehidupan Wahhab dan Vosgueritchian selama lebih dari tiga tahun. Busstra merekam kegiatan mereka baik di sekolah maupun di rumah bersama dua anak mereka.

Ketegangan meningkat setelah 7 Oktober 2023. Serangan militer Israel yang kian meluas membuat kehidupan keluarga mereka semakin sulit, namun sekolah tetap beroperasi dan anak-anak terus bernyanyi tentang perdamaian.

Busstra pertama kali bertemu Wahhab 18 tahun lalu saat bekerja sebagai fotografer di Palestina. Keduanya kemudian menjalin persahabatan dan memutuskan menggarap film ini.

Wahhab sendiri mengaku awalnya ia berpikir dokumenter ini hanya akan mengangkat tentang sekolah. Namun kemudian dia menyadari, film ini juga menampilkan sisi lain dirinya sebagai perempuan yang hidup dalam kesulitan dan tekanan mental di Tepi Barat.

"Tidak mudah melihat diri saya yang lelah, emosional, dan terkadang marah. Tapi saya mengerti, film ini ingin menunjukan keberanian orang-orang terutama perempuan dan anak Palestina yang terus bertahan meski dalam situasi sulit," kata Wahhab seperti dilansir laman Deadline, Selasa (28/10/2025).

CEO dan pendiri First Hand Films, Esther van Messel, mengatakan akuisisi film ini sejalan dengan misi perusahaannya untuk menghadirkan narasi-narasi baru. Menurutnya, House of Hope menunjukkan perubahan bisa dimulai dari komunitas kita sendiri.

"Manar Wahhab membangun sekolah di Palestina, sementara Marjolein menceritakan kisahnya kepada dunia. Kami senang bisa bekerja sama dengan profesional yang begitu bersemangat," ujar van Messel.

Film berdurasi panjang ini diproduksi oleh Ruby Deelen dan Olivia Sophie van Leeuwen dari rumah produksi Amsterdam, 100% Film, bersama Ossama Bawardi dan May Jabareen dari Philistine Films yang berbasis di Palestina. Produksi ini mendapat dukungan dari Netherlands Film Fund, Netherlands Film Production Incentive, NPO-fund, OASE, Creative Media, Fund BJP, dan AFK. House of Hope akan tayang perdana di bagian Luminous IDFA yang berlangsung pada 13-23 November 2025 di Amsterdam.

Read Entire Article
Food |