Thi Umay
Info Terkini | 2025-04-12 23:35:04

Dunia kembali melihat genosida di tengah Ramadhan hingga perayaan idhul Fitri. SiRiwil dikabarkan kembali melalukan serangan ke daerah G4Z4 sejak 18 Maret 2025, sebagai bentuk pelanggaran perjanjian gencatan senjata bersama H4M4$ pada bulan Januari tahun ini (Kompas.com,12/4). Serangan ini juga diikuti dengan blokade bantuan untuk masuk ke daerah G4Z4 (international.sindonews.com, 10/4). Setidaknya serangan ini mengakibatkan kurang lebih 1500 warga tewas dan 3000 luka luka (Kompas.com,12/4 Bahkan, kali ini SiRiwil dengan sengaja menjatuhkan bom pada tenda jurnalis, sehingga mereka terbakar hidup hidup (iNews.id,08/4). Serangan SiRiwil atas pelanggaran ini kembali menggemparkan dunia dengan arus penyikapan yang lebih spesifik terhadap solusi hakiki untuk menghentikan genosida.
Penyelesain dari Akar Masalah
Akar masalah yang terjadi di G4Z4 telah disepakati bersama adalah terjadinya genosida. Genosida ini niscaya terjadi akibat adanya penjajahan yang dibiarkan terjadi oleh dunia modern hari ini. Fenomena ini dapat dikatakan sebagai penjajahan sebab dapat didetaili dari adanya pendudukan paksa yang dilakukan oleh SiRiwil terhadap wilayah yang telah berpenghuni, bahkan mereka melakukan pengusiran, penggusuran dan klaim sepihak atas tanah tersebut.
Sebagaimana setiap permasalahan, akan dapat diselesaikan secara tuntas apabila akar masalah diselesaikan terlebih dahulu. Apabila, akar masalah tidak tersentuh solusi, maka permasalahan tersebut akan terus berkelanjutan. Oleh karena itu, apabila masyarakat dunia menghendaki permasalahan G4Z4 terselesaikan secara hakiki, maka harus menghilangkan aktivitas penjajahan yang terjadi di G4Z4.
Aktivitas penjajahan yang terjadi di G4Z4 pada hakikatnya penjajahan dalam bentuk fisik yang menggunakan kekuatan militer. Sebagaimana dalam setiap pertarungan harus dilakukan dengan adil. Maka, penjajahan fisik juga harus dilawan menggunakan kekuatan fisik. Penjajahan ini, bukankah penjajahan ekonomi yang dapat diselesaikan dengan adanya pertempuran dagang. Bukan juga penjajahan pemikiran yang dapat diselesaikan dengan meningkatkan taraf berpikir masyarakat melalui pendidikan formal maupun non formal.
Oleh karena itu maka segala bentuk upaya yang selama ini telah dilakukan sejatinya hanya membantu meringankan efek atau dampak penjajahan, bukan menghentikan penjajahan itu sendiri. Sebab, upaya yang selama ini dilakukan adanya upaya yang tidak apple to apple dengan permasalahan yang ada, bahkan tidak menyentuh akar masalah sama sekali. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa, adanya upaya tersebut sebagaimana boikot produk SiRiwil, donasi, upaya perjanjian luar negeri, dll memberikan dampak kepada korban genosida. Setidaknya penjajahan yang terjadi sedikit terhambat serta memberikan bantuan kepada korban. Akan tetapi genosida terus terjadi sehingga seolah olah masyarakat tengah mengobati orang yang terluka sembar membiarkannya di aniaya. Alih alih menghentikan penganiayaan, yang dilakukan hanyalah menjalankan pengobatan semata. Efeknya bukan semakin sembuh akan tetapi semakin sakit.
Solusi Hakiki
Bantuan nyata yang diperlukan oleh masyarakat G4Z4 jika ditelisik berdasarkan akar masalahnya adalah bantuan militer. Bukan sekedar bantuan makanan ataupun kesehatan. Sebab, penjajahan fisik yang melibatkan militer hanya dapat diselesaikan hal yang sama. Hakikatnya, memang adanya upaya perlawanan militer telah dilakukan oleh para aktivis di G4Z4 dengan berbagai pergerakan militer mereka. Hanya saja, puluhan tahun dunia ini telah melihat bahwa perlawanan militer G4Z4 tidak cukup untuk mengusir para penjajah. Sehingga diperlkukan bantuan militer dari luar wilayah G4Z4, apabila masyarakat dunia memang menghendaki problem ini selesai secara tuntas.
Bantuan pengiriman militer ini, pada hakikatnya adalah seruan masyarakat kepada para penguasa dan pemerintah negara. Seruan ini bukan seruan dapat direalisasikan oleh masyarakat, kelompok atau bahkan individu. Sebab, pihak yang memiliki akses fasilitas dan juga sumber daya manusia dalam aktivitas militer adalah negara.
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Islam bahwa ketika tanah kaum Muslimin didzolimi maka wajib untuk melakukan aktivitas jihad atau melakukan perlawanan fisik. Apalabila negeri tersebut tidak mampu memukul mundur kedzalimana, maka wilayah yang terdekat memiliki kewajiban untuk membantu. Kewajiban ini akan terus meluas kepada wilayah wilayah disekitar wilayah jajahan sampai wilayah tersebut terbebas dari penjajahan. Konsep inilah yang terjadi ketika Syam berapad di bawah naungan Khilafah Islamiyah.
Sedangkan dalam naungan negara negara demokrasi yang sekuler, tidak mampu melindungi dan menyelesaikan permasalahan G4Z4 sebab adanya sekat sekat nasionalisme yang dibangun tanpa aturan yang jelas oleh negara demokrasi, dimana aturan dibuat, diubah dan diatur oleh hawa nafsu manusia. Wallahu alam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.