Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, keprihatinannya atas pembakaran Gedung Negara Grahadi di Kota Surabaya, Provinsi Jatim pada akhir pekan lalu. Gedung cagar budaya tersebut dilempari bom molotov oleh massa aksi hingga hangus terbakar.
"Iya tentu itu bagian dari cagar budaya, kita semua prihatin bahwa bagian barat gedung Grahadi ternyata dilempari molotov juga," kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (1/9/2025).
Sekitar 30 menit sebelum peristiwa pelemparan molotov, Khofifah bersama Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayjen Rudy Saladin sempat menemui perwakilan massa aksi di depan Gedung Negara Grahadi. Dia mengaku, bahkan menghubungi Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto di hadapan massa.
Hal itu dilakukan ketika perwakilan mereka meminta agar rekan-rekannya yang ditahan di Polrestabes Surabaya segera dikeluarkan. Khofifah bersama Irjen Rudy dan perwakilan mahasiswa kemudian mendatangi Polrestabes untuk memastikan tuntutan itu ditindaklanjuti.
Menurut dia, beberapa orang yang ditahan masih berusia 15-16 tahun sehingga Kapolda memutuskan untuk menyerahkan mereka langsung kepada pihak keluarga. "Yang malam itu sampai dini hari, ya sampai (pukul) 01.30 WIB yang anggota keluarganya sudah datang menjemput semua dipulangkan," ujar Khofifah.
Dia juga memastikan, para korban yang mengalami luka-luka akibat aksi massa mendapat perawatan penuh dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Mereka dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar Malang maupun RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Terkait kerusakan bangunan, kata Khofifah, bagian kanan dan kiri Gedung Grahadi telah dipasang garis polisi oleh Polrestabes Surabaya untuk keperluan pemeriksaan. "Harapannya, garis polisi yang dipasang oleh Poltabes Surabaya dan proses pemeriksaan oleh Poltabes untuk melihat sisi-sisi Grahadi yang rusak karena proses pelemparan bom molotov itu semua bisa teridentifikasi," ucap Khofifah.
Menurut Khofifah, rumah Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak turut dijarah dalam kericuhan. Menurut dia, yang terbakar adalah kantor kerja Wakil Gubernur yang juga berada di kompleks Grahadi.
"Ndak, bukan, jadi itu Kantor Wagub di Grahadi, bukan rumah, itulah yang terbakar bagian depan barat itu adalah kantor kerjanya Pak Wagub," kata Khofifah.