Gus Nadir Ingatkan Prabowo Rencana Evakuasi Berisiko Beri Legitimasi Israel Kosongkan Gaza

1 week ago 11
Portal Berita 24 Jam Tepat Terbaru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim Nahdlatul Ulama (NU), Prof Nadirsyah Hosen yang akrab disapa Gus Nadir menanggapi rencana Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia. Menurut dia, gagasan mulia tersebut dapat memberi legitimasi pada ambisi lama Israel untuk mengosongkan Gaza.

"Gagasan mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia terdengar mulia. Tapi jangan lupa: jalan ke neraka sering dibentangkan dengan niat baik," kata Gus Nasir dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (13/4/2025).

"Rencana ini berisiko memberi legitimasi pada ambisi lama Isr@3L mengosongkan Gaza dari penduduknya secara permanen," ucap dia.

Jika sudah keluar dari Gaza, menurut dia, tidak ada jaminan mereka bisa kembali ke tanah kelahirannya. Menurut dia, evakuasi tersebut justru bisa menjadi gerbang relokasi, dan relokasi menjadi pengusiran yang dilegalkan.

Yang lebih mengkhawatirkan, kata Gus Nadir, rencana ini tercium sebagai modus ekonomi Prabowo untuk mendekati Presiden AS Donald Trump. Setelah AS menaikkan tarif produk Indonesia hingga 32 persen, kata dia, isu Gaza bisa dijadikan “kartu pengorbanan” demi melunakkan Washington.

"Tapi ini taruhan besar. Dengan ekonomi nasional yang goyah—defisit anggaran, PHK massal, pemotongan di sana-sini—menggelontorkan dana besar untuk operasi pengungsian bukan hanya tidak realistis, tapi juga rawan ditolak publik," kata Gus Nadir.

Di dalam negeri sendiri, lanjut dia, PBNU pun tampak gagap membaca peta geopolitik. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Ketua PBNU KH Fahrur Rozi (Gus Fahrur) mendukung evakuasi sementara tersebut. Sedangkan Ketua PBNU lainnya, KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menolak relokasi permanen.

"Tapi PBNU tampaknya lupa, begitu warga Gaza dipindahkan, 'sementara' bisa berubah menjadi selamanya. Dalam geopolitik, tak ada yang benar-benar temporer kalau tanahmu ditinggalkan, lalu diambil orang lain saat kau ingin kembali. Ini blunder!," jelas Gus Nadir.

Dia pun mengingatkan bagaimana pengungsi Rohingya ditolak di Aceh karena benturan budaya. "Bagaimana nanti nasib warga Gaza? Ini bukan sekadar isu kemanusiaan, tapi jebakan budaya, politik dan ekonomi," ujar Gus Nadir.

Menurut dia, Prabowo berharap isu Gaza menjadi pintu diplomasi ekonomi, tapi dengan harga, yakni memindahkan luka Palestina ke Indonesia, lalu membungkusnya sebagai solidaritas. Sementara, kata dia, PBNU dua kali terjebak oleh solusi semu Trump dan oleh ambisi ekonomi-politik Prabowo sendiri.

"Apa yang kita saksikan saat ini bukan sekadar kebijakan luar negeri. Ini adalah drama geopolitik yang melibatkan nyawa manusia, reputasi bangsa, dan harga diri sejarah. Jika tak dibaca dengan jernih dan tegas, kita akan tercatat bukan sebagai pelindung, tapi sebagai pelancar eksodus terbesar abad ini," jelas Gus Nadir.

Sementara, Presiden Prabowo sendiri menegaskan rencana evakuasi Seribu warga Gaza tersebut bukan bertujuan untuk merelokasi mereka dari rumahnya. Menurut Prabowo, rencana evakuasi itu hanya bersifat sementara. Jika situasi di Gaza kembali stabil, para penyintas perang yang dievakuasi itu nantinya akan dipulangkan kembali ke sana.

“Tidak, tidak, tidak. Kita ini untuk membantu,” ujar dia saat menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Kota Antalya, Turki, Jumat (11/4/2024) sore waktu setempat.

Read Entire Article
Food |