Kampus Berdampak, UGM Perluas Jejak Kontribusi Kemanusiaan

6 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH - Universitas Gadjah Mada membentuk Emergency Response Unit sebagai wujud tanggung jawab institusional terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan. Unit ini dibentuk untuk merespons bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.

Pasca bencana, UGM memberikan bantuan langsung kepada masyarakat terdampak bencana melalui penggalangan dana bersama sivitas, mitra dan alumni. UGM mengakomodasi kebutuhan mahasiswa yang berasal dari wilayah terdampak. Tercatat ada 217 mahasiswa UGM yang terdampak bencana tersebut, terdiri 81 mahasiswa dari Aceh, 93 dari Sumatra Utara, dan 43 dari Sumatra Barat.

Selain melakukan pendataan mahasiswa yang terdampak, UGM memberikan bantuan serta pendampingan yang diperlukan. Dari hasil pendataan, kebutuhan bantuan mahasiswa terdampak cukup beragam.

Bantuan yang diberikan mulai dari keringanan UKT, bantuan biaya hidup harian, bantuan makan, paket sembako, bantuan biaya kos, hingga pendampingan konseling. Bahkan, beberapa mahasiswa berpotensi mengajukan cuti akademik akibat kondisi keluarga di daerah asal yang kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, maupun sumber penghasilan.

UGM juga memberangkatkan tim relawan yang terdiri dari tim medis yang terdiri dari dari dokter spesialis lintas disiplin, perawat, apoteker, nutrisionis, dan sanitarian dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) dan RSA UGM ke lokasi terdampak bencana.

Para relawan tersebut melakukan pendataan kebutuhan obat-obatan dan alat medis, serta berkoordinasi dengan rumah sakit setempat untuk memastikan layanan kesehatan tetap berjalan secara optimal. Selama masa tanggap darurat ini, UGM sudah mengirim empat tim medis secara bergantian untuk memberikan bantuan kesehatan sekaligus memetakan kapasitas rumah sakit di Aceh.

Sementara dari Tim psikososial, UGM juga memberikan perhatian khusus pada pemulihan psikologis penyintas. Tim ini berperan melakukan pendampingan langsung di lokasi bencana dan telah mengirimkan sejumlah anggota untuk terlibat secara aktif.

Di samping itu, tim ini menyelenggarakan pelatihan pendampingan psikososial bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala, sebagai upaya memperkuat kapasitas pendampingan yang berkelanjutan di wilayah terdampak. Beberapa tim juga melakukan pengembangan teknologi terapan dengan memasang alat penjernih air bertenaga surya di puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara serta pemasangan alat deteksi banjir dan tsunami di Aceh.

Terkait dengan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, UGM tengah menyusun rekomendasi yang dapat digunakan oleh pemerintah. Rekomendasi tersebut mencakup penyediaan hunian dan kawasan sementara, pemulihan ekonomi serta sosial budaya, hingga pembahasan aspek hukum dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Mengingat dampak bencana yang sangat luas dan masif, keberadaan hunian sementara sebelum transisi menuju hunian tetap menjadi kebutuhan yang sangat krusial. 

Read Entire Article
Food |