Kebijakan Satu Kelas 50 Siswa Diprotes Sekolah Swasta, KDM Sesumbar Siap Dihujat dan Menderita

7 hours ago 4

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku siap dihujat, dikritik, dan digugat terkait kebijakannya menambah murid dalam satu kelas menjadi 50 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi (KDM) mengaku siap dihujat, dikritik, dan digugat terkait kebijakannya menambah murid dalam satu kelas menjadi 50 orang. Dia sesumbar bahkan rela menderita demi masa depan pendidikan anak bangsa di Jawa Barat.

"Pemimpin itu harus siap menerima hujatan, kritikan, tuntutan bahkan gugatan. Saya memetik pelajaran berharga dari para pendiri bangsa yang mengingatkan bahwa memimpin itu menderita," ucap dia, Sabtu (12/7/2025).

Dedi mengatakan, memimpin bukan jalan yang mudah dan pasti menderita. Dia berjanji akan menyelamatkan pendidikan anak-anak Jawa Barat dan lainnya. Dedi Mulyadi mengaku siap dan rela untuk dihujat oleh masyarakat atau warganet.

Ia menyebut hujatan dan kritikan tersebut muncul saat dirinya mengambil kebijakan menambah murid dalam satu kelas menjadi 50 orang untuk mengurangi angka putus sekolah. Dedi menyebut kebijakan tersebut bersifat tentatif dan apabila di wilayah tertentu khususnya terpencil kekurangan sekolah.

Dengan begitu, ia mengatakan, anak-anak di sekitar sekolah dengan radius jauh bisa mendaftar ke sekolah tersebut. Sedangkan dengan daerah yang banyak sekolah maka tidak perlu menambah murid.

Dedi mencontohkan, apabila kuota di salah satu SMA negeri sebanyak 480 siswa. Sedangkan yang mendaftar 500 orang maka ke 20 siswa dapat dimasukkan ke sekolah. "Banyak orang yang menggoreng narasi penambahan jumlah murid maka banyak yang salah persepsi," kata dia.

Ia menjanjikan tiga tahun ke depan Jawa Barat nol persen anak putus sekolah. Terkait sekolah swasta yang terdampak kebijakan tersebut, Dedi menyebut akan mengumpulkan sekolah swasta membahas soal kekurangan murid.

SMA swasta di Jabar meradang dengan kebijakan Gubernur Dedi tentang program penanggulangan anak putus sekolah (PAPS). Sebab, program untuk menjaring siswa sekolah di SMA negeri ini membuat kuota rombongan belajar (rombel) per kelas bertambah dari 36 menjadi 50 siswa.

Read Entire Article
Food |