REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Harga secangkir kopi di Amerika Serikat terus mengalami kenaikan karena kebijakan tarif Donald Trump membebani pemilik kafe dan toko roti setempat. Beberapa bisnis di AS mengatakan antrean untuk menikmati latte di pagi hari sudah semakin pendek karena pelanggan mengencangkan ikat pinggang dan biji kopi impor menjadi lebih mahal.
Orang Amerika menghabiskan 100 miliar dolar AS setahun untuk kopi. Jorge Prudencio, yang mengelola Bread Bite Bakery di Washington DC, mengatakan distributor kopinya yang berbasis di Kolombia, baru saja menaikkan harga setelah kebijakan tarif mulai berlaku pakan lalu.
Faktanya,menurut Departemen Pertanian AS, Negeri Paman Sam merupakan importir kopi terbesar kedua di dunia, dengan mayoritas berasal dari Brasil dan Kolombia. Sejak 5 April, impor kopi telah dipengaruhi oleh tarif AS sebesar 10 persen terhadap sebagian besar negara.
Berbicara kepada BBC, Prudencio mengatakan pemasok kopinya telah memberitahunya bahwa pesanan berikutnya akan mengalami kenaikan harga lagi. Ia menambahkan bahwa toko rotinya "pasti" akan menaikkan harga bagi pelanggan hanya agar bisa balik modal.
Manajer kafe Au Lait di ujung jalan, Kamal Mortada, mengatakan ia telah melihat dampak kenaikan harga yang terus-menerus selama beberapa waktu. Inflasi melonjak ke titik tertinggi dalam 40 tahun di bawah mantan Presiden AS Joe Biden.
Sebelum tarif diberlakukan, kopi bubuk mencapai harga tertinggi yang pernah tercatat pada Maret 2025, dan lebih mahal satu dolar dari tahun sebelumnya, dan tiga dolar AS di atas harga Maret 2020. "Pelanggan kopi kami berkurang," kata Mortada.
Kebanyakan pelanggan menurut Mortada, hanya memesan kopi tanpa tambahan sirup dan susu. Harga pada menu telah naik sebesar 25 persen dan orang-orang sekarang membeli kopi dalam ukuran yang lebih kecil.
Mortada juga telah mengubah kebiasaannya sebagai konsumen. Alih-alih pergi ke Starbucks seperti biasa, ia menyeduh kopi di rumah. Ia mengatakan ia telah melihat harga secangkir kopi naik setidaknya setengah dolar, dan khawatir harga akan naik lagi.
Di pantai seberang di San Francisco, pemilik kedai kopi lokal lainnya tengah bergulat dengan dampak tarif terhadap bisnisnya. Jenny Ngo, yang mengelola Telescope Coffee, mengatakan ia menunggu kabar tentang seberapa besar kenaikan harga yang akan diberikan oleh pemasok kopinya.
Kopi yang ia jual berasal dari Ethiopia dan Guatemala, yang keduanya menghadapi tarif standar 10 persen. Ia juga mengimpor cup untuk es kopinya dari China, dan mengatakan ia melihat harga cup-cup itu melonjak dalam semalam.
"Kami sayangnya memproyeksikan untuk menaikkan harga lagi untuk mempertahankan bisnis kami," katanya.
Joel Finkelstein yang menjalankan Qualia Coffee Roasters, sebuah usaha kecil di Washington DC tempat ia menjual biji kopi secara daring dan di pasar petani, uga mengatakan kebijakan tarif akan membuat mereka terpaksa menaikkan harga. Dia melihat harga biji kopi naik secara signifikan setelah Trump menjabat dan memotong dana untuk USAID, yang mendukung beberapa petani kopi di Amerika Selatan.
Sekarang, ia memperkirakan harganya akan kembali naik. "Kita akan melihat penurunan penjualan," kata Finklestein.