Kemenhut Gunakan Teknologi ART dan Biobank untuk Selamatkan Badak

3 hours ago 6

Badak sumatera betina bernama Delilah usai melahirkan anaknya di Taman Nasional Way Kambas, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) akan memanfaatkan teknologi terbaru untuk meningkatkan populasi satwa terancam punah, termasuk melalui teknologi asistensi reproduksi atau Assisted Reproductive Technology (ART) yang berbasis bank hayati (biobank). Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, di Jakarta, Senin (1/9/2025), menyampaikan pemerintah menargetkan peningkatan populasi sejumlah satwa dilindungi, seperti badak jawa (Rhinoceros sondaicus), badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), dan badak kalimantan yang merupakan satu spesies dengan badak di Sumatera.

Satyawan menjelaskan, dalam konservasi tingkat internasional, penggunaan ART dan biobank sudah diterapkan untuk menyelamatkan spesies terancam punah, seperti populasi badak putih (Ceratotherium simum) di Afrika.

“Baru nanti dimasukkan ke surrogate mother, dilahirkan untuk menyelamatkan badak sumatera yang ada di Kalimantan,” jelasnya.

Bank hayati berfungsi menyimpan materi genetik spesies langka yang terancam punah. Genetik tersebut dapat dimanfaatkan melalui ART untuk mendorong peningkatan populasi.

Ia menegaskan, teknologi asistensi itu diperlukan karena sejumlah satwa memiliki populasi yang sangat terbatas dengan area habitat yang terfragmentasi. Misalnya, kajian terakhir menunjukkan tingkat perkawinan sedarah (inbreeding) badak jawa sudah mencapai 58 persen.

Sebagai langkah awal, pemerintah meluncurkan program translokasi badak jawa bertajuk “Operasi Merah Putih” pada 29 Agustus lalu. Upaya ini bertujuan menyelamatkan populasi sekaligus menekan tingkat inbreeding.

Pemindahan dilakukan dari wilayah Semenanjung Ujung Kulon ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang, yang masih berada di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.

Jumlah badak jawa yang akan dipindahkan adalah sepasang jantan dan betina yang dipastikan memiliki kekerabatan jauh. Dengan begitu, ART dan biobank dapat dimanfaatkan untuk mendorong kelahiran anak badak baru di lokasi tersebut.

“Jadi pengambilannya tidak acak. Kita pilih individu sehingga ketika dikawinkan, mereka memiliki hubungan kekerabatan jauh,” ujar Satyawan.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Food |