Ketua PWNU Jateng: Pesantren Perlu Berbenah, Belum Giat Dakwahkan ke Publik

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah (Jateng), KH Abdul Ghoffar Rozin atau Gus Rozin, mengatakan, pondok pesantren (ponpes) perlu lebih giat mendakwahkan soal seluk-beluk kehidupan ponpes ke publik. Menurutnya, saat ini masih banyak publik yang tidak mengenal dan menyalahpahami ponpes. 

Gus Rozin mengungkapkan, beberapa waktu terakhir, publik menyorot peristiwa yang berkaitan dengan ponpes dan kehidupan para santri. Dia menanggapi munculnya komentar-komentar miring warga di media sosial. Menurutnya, hal itu terjadi salah satunya karena ponpes belum giat mendakwahkan tentangnya kepada publik. 

"Saya kira pesantren sampai sekarang itu masih kurang komunikasi keluar, sehingga banyak yang tidak mengenali pesantren, menyalahpahami pesantren. Soal pelibatan santri-santri di dalam kegiatan sosial di pesantren yang kemudian dianggap sebagai memperbudak atau apa, misalnya, hal semacam itu perlu kita dakwahkan keluar sehingga masyarakat lebih paham pesantren," kata Gus Rozin seusai menghadiri "Istighosah dan Doa Bersama PWNU Jawa Tengah" di Kantor PWNU Jateng dalam rangka memperingati Hari Santri 2025, Rabu (22/10/2025). 

Terlepas dari isu-isu yang belakangan ini menerpa ponpes, Gus Rozin menyebut hal itu tidak mempengaruhi adab para santri. "Saya kira santri masih kuat, santri masih patuh kepada gurunya. Santri masih sam'an wathaatan, mendengar dan patuh kepada gurunya. Tidak terpengaruh hal-hal yang itu tadi," ujarnya. 

Kendati demikian, Gus Rozin mengakui ponpes juga perlu berbenah dan memperbaiki manajemennya. Dia menyebut, di Jateng terdapat 4.400 ponpes. Gus Rozin mengatakan, PBNU memiliki lembaga bernama Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU). 

Dia menjelaskan, RMINU bertugas mengembangkan ponpes dan pendidikan keagamaan. "Di situ, semua hal dibicarakan melalui asosiasi. Termasuk bagaimana pesantren mengenali, memahami, membedakan antara kekerasan, bullying, dan macam-macam," ujarnya. 

"Kita dorong juga di pesantren-pesantren itu latihan-latihan untuk para musyrif, para pembimbing, supaya mereka juga bisa melakukan pencegahan-pencegahan terhadap bullying yang ada di lembaga pendidikan, terutama pesantren," tambah Gus Rozin. 

Acara Istighosah dan Doa Bersama PWNU Jawa Tengah dalam rangka peringatan Hari Santri 2025 diikuti ratusan santri dari berbagai ponpes di Jateng. Tema Hari Santri 2025 adalah "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia".

Read Entire Article
Food |