Peringati HSN, Gus Rozin: Santri Harus Tunjukkan Prestasi di Luar Bidang Keagamaan

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah (Jateng), KH Abdul Ghoffar Rozin atau Gus Rozin mendorong kalangan santri untuk bisa menunjukkan beragam prestasi yang mereka raih di luar bidang keagamaan. Pernyataannya tersebut berkaitan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2025.

"Santri sekarang sudah tidak seperti santri 20-30 tahun lalu. Santri sekarang sudah berdiaspora; yang menjadi pengusaha banyak, yang menjadi teknolog banyak, yang menang lomba robotik banyak. Tapi orang melihat santri itu hanya berdoa, ibadah, istigasah, begitu saja. Sebetulnya tidak," kata Gus Rozin seusai menghadiri "Istighosah dan Doa Bersama PWNU Jawa Tengah" di Kantor PWNU Jateng dalam rangka memperingati Hari Santri 2025, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, pondok pesantren (ponpes) juga perlu aktif mempublikasikan prestasi-prestasi yang diraih oleh para santrinya. "Sehingga publik tahu bahwa pesantren itu sudah berdiaspora dan masuk ke wilayah apapun. Para santri itu tidak hanya di wilayah-wilayah keagamaan," ucapnya.

Menurut Gus Rozin, tantangan santri hari ini cukup banyak. Terlebih dengan beberapa isu yang menerpa ponpes akhir-akhir ini. "Para santri harapannya menjawab tantangan ini dengan prestasi-prestasi," ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini PBNU sedang berusaha memperbanyak guru bahasa asing di ponpes di luar bahasa Arab. "Para pendahulu kita itu sudah fasih bahasa asing, paling tidak bahasa Inggris. Nah sekarang kita tambahkan bahasa-bahasa yang kira-kira ke depan menjadi peradaban baru di dunia ya, seperti bahasa Mandarin," kata Gus Rozin.

Gus Rozin menambahkan, inovasi dan pengembangan perlu terus dijaga oleh ponpes. Selain itu, dia menilai manajemen ponpes pun perlu dibenahi.

Gus Rozin mengatakan, PBNU memiliki lembaga bernama Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU). Dia menjelaskan, RMI NU bertugas mengembangkan ponpes dan pendidikan keagamaan. "Di situ, semua hal dibicarakan melalui asosiasi. Termasuk bagaimana pesantren mengenali, memahami, membedakan antara kekerasan, bullying, dan macam-macam," ujarnya.

"Kita dorong juga di pesantren-pesantren itu latihan-latihan untuk para musyrif, para pembimbing, supaya mereka juga bisa melakukan pencegahan-pencegahan terhadap bullying yang ada di lembaga pendidikan, terutama pesantren," tambah Gus Rozin.

Acara Istighosah dan Doa Bersama PWNU Jawa Tengah dalam rangka peringatan Hari Santri 2025 diikuti ratusan santri dari berbagai ponpes di Jateng. Tema Hari Santri 2025 adalah "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia".

Read Entire Article
Food |