Menghafal Alquran dalam Sunyi: Kisah Santri Tunarungu di Pesantren Tahfiz Difabel

3 hours ago 3

Santriwati penyandang tunarungu membaca Al-Quran dengan bahasa isyarat di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Pondok Pesantren Tahfiz Difabel tersebut didirikan pada tahun 2022 dengan jumlah santriwati saat ini sekitar 40 orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Santriwati penyandang tunarungu beraktivitas di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Para santriwati dibimbing untuk belajar materi keagaamaan dan menghafal Al-Quran dengan metode bahasa isyarat. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Naskah pidato santriwati penyandang tunarungu saat tampil di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Salah satu santriwati Poppy (17) merasa terbantu dengan adanya pesantren tersebut, selain untuk memahami Al-Quran dan materi keagamaan ia juga berharap dapat meraih cita-citanya sebagai seorang dokter dan pengajar bagi kelompok disabilitas tunarungu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Santriwati penyandang tunarungu beraktivitas di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pondok Pesantren Tahfiz Difabel didirikan pada tahun 2022 dengan jumlah santriwati saat ini sekitar 40 orang. Para santriwati dibimbing untuk belajar materi keagaamaan dan menghafal Al-Quran dengan metode bahasa isyarat. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Santriwati penyandang tunarungu membaca Al-Quran dengan bahasa isyarat di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Para santriwati dibimbing untuk belajar materi keagaamaan dan menghafal Al-Quran dengan metode bahasa isyarat. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Santriwati penyandang tunarungu beraktivitas di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Poppy (17) santriwati penyandang tunarungu menyampaikan pidatonya di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Poppy merasa terbantu dengan adanya pesantren tersebut, selain untuk memahami Al-Quran dan materi keagamaan ia juga berharap dapat meraih cita-citanya sebagai seorang dokter dan pengajar bagi kelompok disabilitas tunarungu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Santriwati penyandang tunarungu membaca Al-Quran dengan bahasa isyarat di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Ekspresi santriwati penyandang tunarungu saat berhasil menjawab pertayaan lomba cerdas cermat di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Pondok Pesantren Tahfiz Difabel tersebut didirikan pada tahun 2022 dengan jumlah santriwati saat ini sekitar 40 orang. Para santriwati dibimbing untuk belajar materi keagaamaan dan menghafal Al-Quran dengan metode bahasa isyarat. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Santriwati penyandang tunarungu menyantap makanan saat waktu istirahat di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Santriwati penyandang tunarungu beraktivitas di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Pondok Pesantren Tahfiz Difabel tersebut didirikan pada tahun 2022 dengan jumlah santriwati saat ini sekitar 40 orang. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Santriwati penyandang tunarungu beraktivitas di Pesantren Tahfiz Difabel, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Pondok Pesantren Tahfiz Difabel tersebut didirikan pada tahun 2022 dengan jumlah santriwati saat ini sekitar 40 orang. Para santriwati dibimbing untuk belajar materi keagaamaan dan menghafal Al-Quran dengan metode bahasa isyarat.  

sumber : Republika

Read Entire Article
Food |