Khutbah Jumat: Sunnah Puasa Asyura dan Keistimewan Bulan Muharram

5 hours ago 3

Oleh : KH A Muzaini Aziz Lc MA, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Kota Tangerang

REPUBLIKA.CO.ID, 

اَلسَّلامُ عَليْكُمْ وَرَحْمَةاُللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

أَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي شَرَعَ لَنَا دِيْنًا قَوِيْمًا، وَهَدَانَا إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا، وَوَعَدَ مَن لَزِمَ الصِّرَاطَ أَجْرًا جَزِيْلًا وَثَوَابًا عَظِيْمًا، وَتَوَعَّدَ مَنْ حَادَ عَنْهُ بِأَنَّ لَهُ عَذَابًا أَلِيْمًا. أَشْهَدُ أنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَليُّ الصَّالِحِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَزِدْ وَبَارِكْ عَلَى النَّبِيِّ الْمُخْتَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَطْهَارِ الْأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلٰى دَارِ الْقَرَارِ، وَسَلِّمْ عَلَيهِمْ تَسْلِيمًا كَثِيْرًا

أمَّا بَعْدُ … أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي أَيُّهَا الْأَخْيَارُ بِتَقْوَى اللّٰهِ الْعَزِْيزِ الْغَفَّارِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” ( QS Ali Imran [03] ayat 102 )

Ma’âsyiral muslimî rahimakumullâh...

Alhamdulillah, Allah SWT masih memberi kita kesempatan untuk hidup di tahun baru 1447 Hijriyah ini. Tentu nafas kehidupan yang Allah masih titipkan kepada kita hanya bertujuan agar kita dapat menyembah beribadah kepada-Nya (dalam makna yang luas) dengan lebih baik lagi, dibanding tahun-tahun yang telah kita lewati.

Saat ini kita tengah berada di bulan Muharram, salah satu dari 4 bulan suci di dalam syariat Islam, yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah dan Rajab. Tentang hal ini Allah SWT berfirman di dalam Surah At-Taubah ayat 36:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”

Hal ini kemudian dipertegas oleh Rasulullah Saw. dalam sabdanya:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، اَلسَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُوالْقَعْدَةِ، وَذُوالْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ (رواه البخاري ومسلم)

“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan yang dimuliakan: Tiga bulan berturut-turut; Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram, lalu Rajab Mudhar yang terdapat di antara bulan Jumada (At-Tsaniyah) dan Sya’ban” (HR. Bukhari dan Muslim)

Secara tegas, Allah SWT melarang kita untuk menodai kehormatan empat bulan mulia ini sebagai mana firman-Nya di dalam Surah Al-Maidah ayat 2:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَآئِرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَـرَامَ

”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melanggar syi'ar-syi'ar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram …”

Jamaah shalat Jumat yang berlimpah keberkahan dari Allah SWT...

Read Entire Article
Food |