Lampaui Target dan Rekor 32 Tahun, Kontribusi Cabor Olimpiade Jadi Kunci Lonjakan Emas Indonesia

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Tambahan 11 medali emas pada hari ke-10 SEA Games 2025 mengantar Tim Indonesia menembus angka 91 medali emas. Raihan ini bukan hanya melampaui target pemerintah sebanyak 80 emas, tetapi juga mencatatkan sejarah baru sebagai pencapaian tertinggi Indonesia dalam 32 tahun terakhir saat tampil di luar kandang.

Perolehan tersebut sekaligus melewati rekor SEA Games 1993 di Singapura, ketika Indonesia mengoleksi 88 medali emas. Lonjakan prestasi ini mempertegas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama Asia Tenggara di ajang olahraga multicabang.

Pengamat olahraga Indonesia, Mohamad Kusnaeni, menilai capaian ini patut diapresiasi, tidak hanya dari sisi jumlah medali, tetapi juga dari komposisi cabang olahraga penyumbang emas.

“Sisi yang paling menggembirakan di balik kenaikan peringkat dan jumlah medali itu adalah kontribusi cabang-cabang Olimpiade,” ujar Kusnaeni kepada Republika.co.id, Sabtu (20/12/2025).

Menurut pria yang akrab disapa Bung Kus itu, performa atlet Indonesia di cabang panahan, atletik, panjat dinding, dan renang menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Deretan emas dari cabor tersebut menegaskan bahwa pembinaan mulai mengarah ke fondasi prestasi jangka panjang.

Ia menekankan, SEA Games sejatinya bukan tujuan akhir. Ajang ini harus dimaknai sebagai bagian dari proses menuju level yang lebih tinggi, yakni Asian Games dan Olimpiade.

“Yang tidak kalah penting adalah performa atlet di cabang-cabang yang juga dipertandingkan di Asian Games dan Olimpiade,” kata Bung Kus.

Selain empat cabor utama tersebut, peningkatan performa juga terlihat di nomor-nomor lain seperti rowing, menembak, dan angkat besi. Hal ini, menurutnya, menunjukkan kesadaran baru bahwa kekuatan di ajang multievent harus dibangun dari cabang-cabang induk yang menyediakan banyak nomor dan medali.

Namun demikian, Bung Kus mengingatkan agar keberhasilan ini tidak serta-merta dimaknai sebagai kebangkitan total olahraga Indonesia.

“Ini bukan soal kebangkitan, melainkan kesadaran bahwa untuk bersaing di ajang multicabang, kita harus kuat di nomor-nomor induk,” ujarnya.

Ia menilai hasil positif di atletik dan renang tidak lepas dari pembinaan yang lebih serius dan terarah. Pola serupa juga mulai terlihat di panahan, menembak, dan angkat besi.

Ke depan, Bung Kus mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk bersikap lebih taktis dalam menyusun strategi multievent. Pendekatan untuk SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade tidak bisa disamakan.

“Peta persaingan SEA Games berbeda dengan Asian Games dan Olimpiade. Karena itu, strategi dan targetnya juga harus jelas dan terukur, tidak bisa dipukul rata,” kata dia.

Menurutnya, dari capaian SEA Games ini perlu dilakukan pemetaan ulang cabang olahraga mana yang benar-benar berpotensi bersaing di level Asia dan dunia. Dengan strategi yang tepat, SEA Games dapat menjadi pijakan kuat menuju prestasi global.

Read Entire Article
Food |