Dua mahasiswa Program Studi Sastra Inggris UBSI, Akmal Surya Saputra dan Shafa Callista Raihana Arif resmi menjadi delegasi untuk berlaga di National University Debating Championship (NUDC) 2025 tingkat nasional.
REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Prestasi membanggakan diraih oleh mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) sebagai Kampus Digital Kreatif yang konsisten mencetak generasi muda berdaya saing global. Dua mahasiswa Program Studi Sastra Inggris UBSI, Akmal Surya Saputra dan Shafa Callista Raihana Arif resmi menjadi delegasi untuk berlaga di National University Debating Championship (NUDC) 2025 tingkat nasional.
Mereka sukses menembus 9 besar perguruan tinggi terbaik di tingkat LLDIKTI Wilayah III. Ajang bergengsi ini diselenggarakan di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, pada 20–25 Oktober 2025, dan diikuti oleh 96 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.
Kompetisi debat berbahasa Inggris ini menjadi wadah bergengsi yang mengasah kemampuan berpikir kritis, menyusun argumen logis, dan berkomunikasi akademik secara efektif di tingkat nasional.
Perjalanan Akmal dan Shafa menuju panggung nasional tidaklah mudah. Mereka harus bersaing melalui tahapan seleksi ketat di tingkat wilayah LLDIKTI III, menghadapi berbagai universitas ternama di Jakarta dan sekitarnya. Berkat ketekunan, kerja sama yang solid, serta dedikasi tinggi, tim UBSI berhasil menembus persaingan dan membawa nama baik kampus ke level nasional.
Ketua Program Studi Sastra Inggris UBSI, Agus Priadi, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas pencapaian luar biasa ini. Menurut dia, keberhasilan Akmal dan Shafa menjadi bukti bahwa mahasiswa UBSI memiliki kemampuan akademik dan komunikasi yang mampu bersaing di tingkat nasional.
"Prestasi ini tidak hanya membanggakan prodi, tetapi juga memperkuat posisi UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif yang terus mendukung mahasiswa untuk berkembang secara akademik maupun soft skill. Kami berharap prestasi seperti ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berani berkompetisi dan berprestasi di berbagai bidang,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10/2025).
Agus menambahkan kompetisi seperti NUDC sangat penting untuk membentuk karakter mahasiswa yang kritis dan berwawasan global.
“Debat bukan sekadar ajang adu argumen, tetapi latihan berpikir sistematis, logis, dan komunikatif. Ini adalah bekal penting bagi mahasiswa di era digital yang menuntut kemampuan berpikir cepat dan cerdas dalam mengambil keputusan,” kata Agus.