Manisnya Sejarah, Ini Rahasia Eksistensi Bolu Meranti yang Tak Lekang Waktu!

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, siapa yang tidak kenal Bolu Meranti? Oleh-oleh legendaris dari Medan ini telah lama menjadi primadona. Kelezatan dan kualitasnya berhasil menjaga eksistensi Bolu Meranti di tengah gempuran kuliner modern.

Kisah manisnya bermula dari Ai Ling, seorang ibu rumah tangga di Medan. Pada awal tahun 2000-an, ia mulai membuat bolu gulung dan menjualnya secara terbatas. Resep rahasia ini kemudian menyebar dari mulut ke mulut.

Permintaan yang terus meningkat mendorong Ai Ling membuka gerai pertama pada 2005 di Jalan Kruing. Nama "Meranti" sendiri diambil dari jalan awal usahanya. Kini, Bolu Meranti telah menjadi bisnis keluarga yang sukses.

Perjalanan eksistensi Bolu Meranti dimulai dari sebuah hobi sederhana. Sekitar tahun 2000-an, Ai Ling, seorang ibu rumah tangga di Medan, mulai bereksperimen dengan resep bolu gulung. Ia kemudian menjual hasil karyanya kepada kerabat dan teman dekat.

Kelezatan bolu buatan Ai Ling dengan cepat menjadi buah bibir. Dari mulut ke mulut, kabar mengenai Bolu Meranti menyebar luas. Peningkatan permintaan ini menjadi pemicu utama bagi Ai Ling untuk memperluas skala produksinya.

Nama "Meranti" memiliki cerita tersendiri, diambil dari Jalan Meranti, lokasi awal usaha ini berdiri di Kota Medan. Pada tahun 2005, Ai Ling memberanikan diri membuka gerai fisik pertamanya di Jalan Kruing No. 2K, Medan. Lokasi ini juga berfungsi sebagai pusat produksi utama, namun nama Meranti tetap dipertahankan untuk menjaga identitas merek yang sudah dikenal.

Sejak saat itu, usaha Bolu Meranti berkembang pesat menjadi bisnis keluarga. Keempat anak Ai Ling turut serta dalam operasional, memastikan warisan rasa dan kualitas tetap terjaga. Ini menunjukkan bagaimana sebuah usaha rumahan bisa tumbuh menjadi ikon kuliner berkat dedikasi dan cita rasa yang konsisten.

Popularitas Bolu Meranti yang tak lekang oleh waktu bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor kunci yang menjadikan oleh-oleh ini begitu diminati dan menjaga eksistensi Bolu Meranti sebagai primadona. Keunikan dan konsistensi kualitas menjadi fondasi utamanya.

Pertama, Bolu Meranti terkenal dengan teksturnya yang sangat lembut dan cita rasa autentik yang khas. Kelembutan ini menjadikannya mudah dicerna dan nyaman di lidah, berbeda dari bolu gulung lainnya. Konsistensi kualitas ini selalu dijaga sejak awal kemunculannya, memastikan setiap gigitan selalu menghadirkan pengalaman yang sama.

Kedua, Bolu Meranti menawarkan beragam varian rasa dan isian yang memanjakan selera. Sahabat Fimela bisa memilih mulai dari keju, cokelat, moka, stroberi, nanas, blueberry, hingga abon. Tidak hanya itu, pilihan topping seperti meses, keju, atau kacang juga tersedia. Varian "three in one" yang menggabungkan tiga rasa favorit bahkan menjadi salah satu yang paling digemari.

Ketiga, kualitas yang terjaga juga didukung oleh kemasan eksklusif. Kemasan Bolu Meranti dirancang rapi dan kokoh dengan desain khas Medan. Ini tidak hanya melindungi bolu agar tidak mudah rusak selama perjalanan, tetapi juga menambah nilai estetika sebagai oleh-oleh yang ideal. Hingga kini, Bolu Meranti telah menjadi ikon kuliner Medan yang wajib dibeli wisatawan, bahkan banyak pembeli rela mengantre panjang demi mendapatkannya.

Di tengah dinamika era modern dan gempuran inovasi kuliner, menjaga eksistensi Bolu Meranti, khususnya di kalangan generasi muda, menjadi tantangan tersendiri. Namun, Bolu Meranti menunjukkan upaya proaktif melalui inisiatif kreatif untuk tetap relevan dan terhubung dengan audiens muda.

Salah satu langkah nyata yang diambil adalah penyelenggaraan Bolu Meranti Jingle Competition. Kompetisi ini bukan sekadar ajang unjuk bakat, melainkan platform bagi talenta muda untuk menyalurkan kreativitas di bidang musik. Tema yang diusung, "Bolu Meranti, Oleh-Oleh Tradisi Medan yang Selalu Dinanti", secara langsung mengajak mereka untuk mengapresiasi dan melestarikan warisan kuliner ini.

Menurut Rissa, Manajer Operasional Bolu Meranti, ajang Bolu Meranti Jingle Competition adalah wujud komitmen brand lokal tersebut untuk terus relevan sekaligus mendukung talenta muda Indonesia.“Kami bangga dianggap sebagai ikon kuliner atau local pride kota Medan dan akan terus konsisten mendukung pariwisata kota Medan melalui berbagai kegiatan positif,” ungkap Rissa.Rissa menambahkan, Bolu Meranti punya komitmen untuk memastikan seluruh produknya berkualitas dan aman dikonsumsi tanpa ada keraguan.“Selain menjadi oleh-oleh khas kota Medan yang selalu dinanti, kami juga berkomitmen memberikan ketenangan hati bagi pelanggan setia dengan memastikan produk kami akan dikonsumsi dan telah bersertifikasi halal," kata Rissa.

Kompetisi yang berlangsung dari 3 November hingga 11 Desember 2025 ini melibatkan juri-juri ternama seperti musisi dan komedian Wawan Teamlo, serta penyanyi muda berbakat Chintya Gabriella. Inisiatif ini secara implisit menunjukkan beberapa strategi Bolu Meranti:

• Melestarikan Budaya Kuliner: Dengan mengajak anak muda menciptakan jingle, Bolu Meranti berupaya menanamkan nilai-nilai budaya dan tradisi kuliner kepada generasi penerus.
• Meningkatkan Keterlibatan Generasi Muda: Kompetisi ini dirancang untuk menarik minat anak muda, tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai bagian dari proses kreatif yang melestarikan warisan kuliner.
• Memperkuat Identitas Merek: Jingle yang menarik dan relevan dengan selera anak muda dapat membantu Bolu Meranti mempertahankan citra sebagai oleh-oleh ikonik yang tetap relevan di tengah perubahan zaman.

Dengan perpaduan antara mempertahankan kualitas tradisional dan adaptasi melalui strategi pemasaran inovatif seperti kompetisi jingle, Bolu Meranti berhasil menjaga eksistensi Bolu Meranti sebagai oleh-oleh kebanggaan Medan yang terus digemari lintas generasi. Ini adalah contoh nyata bagaimana warisan kuliner dapat terus hidup dan berkembang di era modern, membuktikan bahwa tradisi bisa beradaptasi dengan zaman.