Home > Tips Monday, 01 Sep 2025, 20:16 WIB
Tabungan masih begitu diandalkan oleh sebagian besar orang Indonesia.

MAGENTA -- Di tengah dominasi penduduk usia produktif yang mencapai lebih dari 65% dari total populasi, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui partisipasi aktif di pasar modal. Namun, potensi ini belum tergarap optimal. Salah satu penyebab utamanya adalah rendahnya literasi investasi di kalangan masyarakat.
Ketergantungan terhadap uang tunai yang dengan akses yang mudah masih sangat tinggi—sebuah kebiasaan yang membuat banyak orang melewatkan peluang pertumbuhan kekayaan jangka panjang melalui pasar modal.
Melalui Asia Care Survei 2025, sebuah survei seputar kesiapan hari tua dari lebih dari 9,000 responden berusia 25 tahun ke atas (termasuk 60+) di Indonesia, China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam, Manulife mengungkapkan bahwa tabungan masih begitu diandalkan oleh sebagian besar orang Indonesia.
Bahkan, secara rata-rata responden Indonesia menempatkan 49% aset tunainya dalam bentuk simpanan konvensional. Beratnya porsi tunai yang nyaris tak memberikan potensi pertumbuhan ini, jelas membatasi pertumbuhan kekayaan individu-individu dan keluarga-keluarga di Indonesia.
Simpanan tunai, seperti tabungan, baik dijadikan sarana transaksi, wadah untuk dana yang disiapkan untuk keperluan jangka pendek dan dana darurat, karena aksesnya yang mudah, sangat likuid dan cepat. Akan tetapi, dari sisi pertumbuhan, simpanan konvensional memang hanya menawarkan bunga yang sangat terbatas.
CEO dan Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa menjelaskan, jika alokasi pada simpanan tunai terlalu banyak, maka peluang kita untuk menumbuhkan kekayaan menjadi lebih terbatas.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Bisa Naik Kelas dari Menengah ke Atas?
"Untuk menikmati peluang lebih, kita bisa menggunakan alternatif-alternatif seperti saham, obligasi dan reksa dana, tentunya dengan strategi perencanaan investasi yang baik," terang Afifa.