REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan pendapatan Rp 42,76 triliun sepanjang 2024. Angka demikian menunjukkan pertumbuhan 11 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail mengatakan kenaikan pendapatan terutama ditopang oleh penjualan ekspor. Ismail menerangkan kenaikan ekspor sekitar 30 persen secara tahunan atau 20,26 juta ton. Penjualan domestik juga meningkat sebesar 6 persen dibandingkan 2023. Angkanya mencapai 22,64 juta ton.
"Total penjualan pada 2024 mencapai 42,89 juta ton atau tumbuh 16 persen secara tahunan," ujar Dirut PTBA, dalam konferensi pers di Hotel Westin, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Ismail melanjutkan, penjualan batu bara PTBA didominasi oleh pasar domestik. Meski demikian, secara bauran, porsi ekspor meningkat. Saat ini, porsi pasar domestik sebesar 53 persen dan ekspor 47 persen.
Perseroan merealisasikan belanja modal sebesar Rp 2,35 triliun sepanjang 2024, meningkat 17 persen secara tahunan. Belanja modal ini terutama untuk pengembangan bisnis, di antaranya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan.
Kinerja ini dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen secara tahunan dari 84,76 dolar AS per ton pada 2023 menjadi 74,19 dolar AS per ton di 2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 22 persen secara tahunan menjadi 134,85 dolar AS per ton pada 2024, dari 172,79 dolar AS per ton pada 2023.
Ismail memastikan PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
Cost leadership ini tergambar dari pengendalian nisbah kupas (stripping ratio) yang pada 2024 sebesar 6,23x. Nisbah kupas tersebut masih di bawah target 2024 yang mencapai 6,44x.
PTBA, jelas Ismail, juga fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Ini juga sejalan dengan agenda besar pemerintah. Apalagi kalau bukan mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.
Kemudian PTBA turut mengimplementasikan gagasan hilirisasi. Bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), anggota BUMN Holding Pertambangan MIND ID itu memulai pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphita dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion). Peluncuran perdana (soft launching) pilot project tersebut telah berlangsung di kawasan industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024.