Perusahaan Indonesia Berpotensi Lakukan Investasi di AS, Ini Bocorannya

1 week ago 17
Update Info 24 Jam Tepat Terbaik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama jajaran pimpinan K/L dalam konferensi pers di Gedung Ali Wardhana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (14/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menyebut bahwa sektor minyak dan gas (migas) menjadi salah satu komoditas strategis yang berpotensi menjadi pintu masuk investasi perusahaan Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Hal itu ia sampaikan menanggapi rencana pemerintah yang mendorong perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di AS sebagai bagian dari bahan negosiasi penurunan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia sebesar 32 persen.

“Salah satu yang strategis oil and gas (migas). Kita lihat line up bisnisnya, sebenarnya beberapa investasi kita yang di luar sudah pernah terjadi. Salah satunya itu industrinya di oil and gas melalui anak perusahaan Pertamina, tapi kita lihat lah strategisnya seperti apa,” kata Todotua usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas Persiapan Pertemuan dengan Pemerintah AS terkait Tarif Perdagangan di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (14/4/2025).

Sejumlah perusahaan BUMN telah memiliki pengalaman investasi di luar negeri. Hal ini dapat menjadi dasar strategis untuk melanjutkan atau memperluas ekspansi ke AS.

Todotua menjelaskan, bentuk investasi bisa beragam, mulai dari akuisisi sumur migas, kegiatan di sektor hulu (upstream), maupun menengah (midstream) seperti pembangunan kilang lepas pantai (offshore). Dirinya juga menekankan bahwa strategi investasi luar negeri Indonesia, termasuk ke AS, akan semakin fleksibel dengan kehadiran lembaga Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

“Artinya dengan adanya Danantara kan sebenarnya strategis, baik kita berinvestasi dalam negeri maupun di luar negeri bisa jauh lebih fleksibel daripada sebelum (ada) Danantara,” jelasnya.

Ia berharap, strategi investasi di AS yang dijalankan nantinya tetap melibatkan perusahaan-perusahaan milik negara.

Selain migas, sektor teknologi informasi juga masuk dalam radar potensi investasi.

Menurut Todotua, berinvestasi di perusahaan berbasis teknologi (IT) seperti kecerdasan artifisial (AI) di AS dapat memberikan keuntungan strategis bagi pengembangan riset dan inovasi nasional.

“Bisa juga kalau IT kan mungkin kita juga bisa untuk mengembangkan R&D (riset dan pengembangan) kita ke depan. Kenapa tidak kita berinvestasi misalnya di perusahaan AI yang ada di luar? Itu kan strategik, karena kan dengan kita masuk berinvestasi sebenarnya kita bisa dapat kembaliannya nya Itu dalam bentuk strategik R&D kita ke depan,” terangnya.

Meski belum merinci perusahaan mana yang akan terlibat dalam rencana investasi itu, Todotua menyebut model investasi yang akan diadopsi bisa berbentuk kombinasi atau kolaborasi.

sumber : Antara

Read Entire Article
Food |