Prabowo Hadiri KTT Sharm el-Sheikh, Buktikan Peran Indonesia di Gaza

6 hours ago 7

Seskab: Kehadiran Presiden di KTT Gaza bukti RI tak sekadar penonton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT Sharm el-Sheikh untuk Perdamaian di Gaza menjadi bukti nyata bahwa Indonesia berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut. KTT tersebut berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10), dan dihadiri lebih dari 20 pemimpin negara, termasuk Presiden Prabowo.

Menurut Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, kehadiran Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo menunjukkan bahwa negara ini tidak hanya menjadi penonton, melainkan turut serta sebagai penentu perdamaian di Timur Tengah. "Ini adalah momentum istimewa. Kita doakan bersama, Insyaallah semuanya lancar," ujar Teddy.

Presiden Prabowo hadir atas undangan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Indonesia merupakan satu-satunya negara dari Asia Tenggara yang terlibat dalam KTT tersebut. Kehadiran berbagai pemimpin dunia, seperti Presiden AS, Presiden Prancis, Raja Bahrain, dan lainnya, menandakan bahwa Indonesia semakin diperhitungkan di kancah internasional.

Bersama Menteri Luar Negeri Sugiono, Seskab Teddy mendampingi Presiden dalam lawatan tersebut. Prabowo tiba di Mesir pada Senin pagi dan kembali ke Indonesia pada malam hari usai KTT. Delegasi tiba di Jakarta pada Selasa siang.

Kontribusi Nyata untuk Palestina

Seskab Teddy juga menyoroti dukungan Prabowo terhadap perjuangan Palestina, termasuk saat menjabat sebagai menteri pertahanan. Bantuan Indonesia meliputi pengiriman lebih dari 100 tenaga kesehatan, undangan bagi anak-anak Palestina untuk belajar di Universitas Pertahanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan dan kapal rumah sakit.

Indonesia telah beberapa kali mengirimkan bantuan logistik ke Gaza melalui metode drop off dari pesawat terbang rendah, sebuah operasi yang memerlukan izin diplomatik dari berbagai negara karena blokade militer Israel. "Ini tentunya butuh diplomasi yang kuat," jelas Teddy.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara

Read Entire Article
Food |