REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Basketball League (IBL) resmi merilis regulasi anyar untuk musim 2026 yang akan mulai digelar pada 10 Januari 2026. Sejumlah perubahan dilakukan demi menciptakan kompetisi yang lebih profesional, seimbang, dan menarik bagi penonton di seluruh Indonesia.
Salah satu poin utama adalah format home and away yang tetap dipertahankan setelah sukses dua musim terakhir. Format ini terbukti menghadirkan atmosfer pertandingan yang lebih hidup di berbagai kota serta memperkuat basis penggemar tiap klub.
“Dengan sistem ini, tiap tim bisa memperkuat loyalitas suporter di daerahnya dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” tulis keterangan resmi IBL, Jumat (10/10/2025).
Untuk babak semifinal dan final, IBL akan menerapkan sistem best of five (H-H-A-A-H). Tim dengan peringkat lebih tinggi di klasemen reguler mendapat keuntungan bermain lebih banyak di kandang sendiri. Format baru ini diharapkan menjaga kualitas pertandingan dan tensi kompetisi tetap tinggi hingga akhir musim.
Dari sisi komposisi skuad, IBL 2026 tetap menonjolkan keseimbangan antara kekuatan klub dan regenerasi pemain muda. Tiap tim dapat mendaftarkan 14 pemain lokal dan maksimal tiga pemain asing, termasuk heritage atau naturalisasi. Dua pemain asing dibatasi tinggi maksimal 200 sentimeter, sedangkan satu pemain bebas tanpa batas tinggi. Ketiganya boleh dimainkan bersamaan di lapangan.
Khusus klub dengan pemain heritage atau naturalisasi, mereka hanya boleh menambah dua pemain asing lain dan dapat memainkan dua di antaranya secara bersamaan. Selain itu, setiap klub wajib menurunkan dua pemain U-23 dengan rata-rata minimal lima menit bermain per laga sepanjang musim.
Langkah berikutnya yang cukup mencuri perhatian adalah penerapan salary cap bagi pemain asing. Mulai musim depan, IBL membatasi gaji maksimal hingga 30.000 dolar AS (sekitar Rp497 jutaan) per bulan.
Kebijakan ini, menurut Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, menjadi fondasi agar liga tetap sehat secara finansial.
“Salary cap bukan sekadar pembatas, tapi mekanisme untuk menjaga agar semua tim punya peluang yang sama untuk berkembang,” ujar Junas.
Pengawasan ketat akan dilakukan oleh tim governance & compliance yang dipimpin David Crocker, mantan Managing Director FIBA, sebagai validator independen. Klub yang melanggar bisa dikenai sanksi mulai dari denda, pemotongan subsidi, hingga pengurangan poin.
Dengan kompetisi yang bakal berlangsung selama enam bulan, dari Januari hingga Juni 2026, IBL ingin menegaskan diri bukan sekadar liga hiburan, tapi ekosistem basket nasional yang kuat dan profesional.
“Sistem home and away dan pembatasan gaji adalah dua komponen penting untuk menjaga keseimbangan kompetisi sekaligus meningkatkan nilai liga secara keseluruhan,” kata Junas.
IBL 2026 siap membuka babak baru bola basket Indonesia yang lebih kompetitif, transparan, dan penuh gairah dari musim ke musim.