2 hours ago
2
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Agung, Triyana Setia Putra, mengungkapkan bahwa Mohammad Riza Chalid, pemilik manfaat PT Tanki Merak dan PT Orbit Terminal Merak, dikenal sebagai trader minyak dan gas (migas). Fakta ini disampaikan dalam sidang dakwaan terhadap anaknya, Muhammad Kerry Adrianto Riza, di Pengadilan Tipikor, PN Jakarta Pusat, pada Senin.
Riza Chalid, menurut JPU, memiliki reputasi yang membuat putranya, Kerry, dipercaya dalam akuisisi Tangki Bahan Bakar Minyak (TBBM) Merak. Kerry berjanji kepada Direktur PT Oiltanking Merak, Danny Subrata, untuk menyewakan TBBM Merak kepada PT Pertamina (Persero) dalam jangka panjang setelah akuisisi.
"Dany percaya karena reputasi ayah terdakwa Kerry sebagai trader migas," kata JPU. Kerry juga dikatakan sedang bernegosiasi dengan Pertamina terkait penyewaan fasilitas TBBM PT Oiltanking Merak dan menjamin pendanaan melalui kredit dari Bank BRI.
Proses Akuisisi dan Kontrak
Berdasarkan dokumen Memorandum Analisis Kredit PT Tangki Merak tanggal 21 April 2024 di Bank BRI, sebuah nota kesepahaman telah ditandatangani pada 6 Maret 2014. Kontrak sewa dengan Pertamina diproyeksikan akan ditandatangani pada Mei 2014, menunggu kepastian pembiayaan dari bank.
Kerry didakwa memperkaya diri sebesar Rp3,07 triliun dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang periode 2018-2023, yang merugikan negara sebesar Rp285,18 triliun. Selain Kerry, terdakwa lainnya termasuk Agus Purwono, Yoki Firnandi, Gading Ramadhan Juedo, dan Dimas Werhaspati.
Kelima terdakwa diduga melakukan tindakan melawan hukum yang memperkaya diri sendiri atau korporasi, merugikan negara senilai Rp285,18 triliun. Mereka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara
