Sebelum Senja di Amman: Hasna dan Kardus Bantuan Makanan untuk Gaza

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID,

Laporan Jurnalis Republika Andi Muhyiddin dari Amman, Yordania.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Matahari menyengat di luar, namun udara di dalam gudang Marka terasa sejuk. Di antara kardus bertuliskan “Indonesia Aid for Palestine” dan “Food Package for Palestine”, para relawan Dompet Dhuafa di Amman menyiapkan ribuan paket bantuan. Mereka mengirimkan cinta dan harapan untuk Gaza.

Di tengah kesibukan di gudang siang itu, seorang perempuan muda berhenti sejenak. Ia menunduk, menatap tumpukan paket yang baru saja ia rapikan.

“Nama saya Hasna Ayu Khadijah,” ujarnya pelan. “Saya ingin menceritakan makna dari semua ini, dari apa yang sedang kami lakukan di sini.”

Gudang itu bukan sekadar tempat kerja. Bagi Hasna dan rekan-rekannya, di sanalah doa, tenaga, dan cinta tanah air berpadu menjadi tindakan nyata. Dari tempat itulah 3.840 paket bantuan pangan akan memulai perjalanan panjang menuju Gaza, melintasi lembah, padang pasir, dan garis batas yang dijaga ketat tentara.

Ini Tentang Kemanusiaan

Hasna adalah mahasiswi University of Jordan, jurusan Syariah dan Ushul Fiqh. Sudah tiga tahun ia tidak pulang ke Indonesia. Ia memilih bertahan di Yordania demi fokus menyelesaikan kuliah dan menghemat biaya hidup.

“Kalau pulang, tentu kangen keluarga. Tapi saya harus kuat. Saya ingin selesaikan kuliah dulu,” ujarnya dengan senyum kecil.

Di sela-sela aktivitas kampus, Hasna mengisi waktu dengan kegiatan kemanusiaan, dari membantu pengungsi Suriah hingga menjadi relawan Dompet Dhuafa untuk misi Gaza.

“Banyak orang bilang ini tentang agama, tentang politik, tapi buat saya, ini soal kemanusiaan,” lanjutnya sambil menata satu per satu bungkus tepung ke dalam kardus. “Bayangin aja, ada anak-anak di Gaza yang dua tahun terakhir hidup dalam malnutrisi. Mereka nggak minta banyak, cuma ingin bertahan hidup.”

Setiap kardus yang selesai di-packing kemudian dibungkus plastik, lalu disusun ke dalam pallet. Setelahnya, semua diangkat menggunakan forklift menuju tumpukan besar di pojok gudang. Udara terasa panas dan kering, tapi semangat tak padam.

Menyelesaikan di Tengah Terik

Ada 15 relawan yang bertugas hari itu. Sebagian besar mahasiswa Indonesia di Yordania, bersama beberapa relawan dari Jakarta. Mereka saling berbagi tugas: ada yang menyiapkan bahan, memasukkan ke dalam kardus, menutup, hingga melakban kardus.

Menjelang tengah hari, packing hari itu rampung. Kardus-kardus bantuan sudah ditata rapi di atas pallet dan siap di-wrapping ulang sebelum dimasukkan ke dalam kontainer. Pengiriman besar menuju Gaza dijadwalkan beberapa hari lagi, sementara sebagian bantuan akan terlebih dahulu didistribusikan untuk pengungsi Palestina di Amman.

Sebelum beranjak pulang, para relawan duduk melingkar di lantai gudang. Mereka makan bersama secara sederhana, roti gandum, ayam goreng, dan air mineral dingin yang terasa nikmat di tengah udara panas.

“Enak juga, tapi sayang gak ada sambal,” canda salah satu relawan sambil tertawa kecil. “Jadi kangen sambal Indonesia.”

Hasna tersenyum sebentar lalu lanjut menghabiskan sisa ayam crispy di tangannya.

Read Entire Article
Food |