Nina Marlina, A.Md
Agama | 2025-04-13 14:37:47
Selamatkan Palestina dengan Jihad
Oleh Nina Marlina, A.Md
Aktivis Muslimah
Muslim Gaza tak henti-hentinya mengalami penderitaan. Zionis terus menerus melancarkan serangannya. Tak terkecuali saat bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri lalu. Serangan udara Israel telah menyebabkan banyak korban berjatuhan di Gaza. Bahkan diantara mereka ada yang hancur tanpa bisa diidentifikasi. Zionis laknatullah juga membunuh para tenaga medis, jurnalis, dan relawan kemanusiaan. Situasi kemanusiaan di sana makin memburuk akibat blokade yang diberlakukan oleh Zionis. Akibatnya warga Palestina mengalami kekurangan obat-obatan, bahan bakar dan makanan hingga terancam kelaparan.
Dikutip dari Merdeka.com, 05/04/2025 baru-baru ini, sejumlah ulama muslim mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel sebagai respon terhadap serangan udara yang terus menerus dilakukan Zionis. Fatwa ini dikeluarkan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS), yang didukung oleh para ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam. Fatwa tersebut menyerukan kepada semua negara muslim untuk melakukan intervensi militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan aksi Zionis di Gaza. Dalam pernyataan resminya, IUMS menekankan bahwa tindakan Zionis kepada warga Palestina telah melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan. Selain itu, fatwa tersebut juga meminta negara-negara muslim untuk menerapkan boikot terhadap Israel melalui blokade darat, laut, dan udara. Mereka juga mendorong negara-negara Muslim untuk meninjau kembali perjanjian damai yang ada dengan Israel.
Seruan Jihad Jangan Sekadar Fatwa
Solusi jihad yang diserukan oleh para ulama internasional memang sudah tepat. Memang benar bahwa satu-satunya solusi yang sesuai ajaran Islam untuk mengatasi krisis Gaza adalah jihad fi sabilillah. Namun fatwa saja tentu tak cukup dan tidak akan efektif. Terlebih fatwa tidak memiliki kekuatan mengikat.
Para penguasa muslim harus meresponnya dengan aksi nyata menyelamatkan Palestina. Upaya ini tiada lain adalah dengan mengerahkan kekuatan militer untuk mengusir entitas Yahudi dari tanah Palestina. Kekuatan militer negeri-negeri muslim sangatlah besar, baik pasukan maupun senjatanya. Penguasa negeri-negeri muslim harus mengeluarkan tentaranya bertempur di medan jihad. Bukan dengan jalan diplomasi atau retorika basa-basi. Apalagi jalan damai atau solusi 2 negara. Perjajian gencatan senjata saja sudah sering Zionis ingkari.
Perintah jihad secara jelas termaktub dalam Al-Quran. Pertama, terkait jihad defensif (jihad difaa’i), Allah Swt. memerintahkan atas setiap invasi musuh yang ditujukan pada negeri-negeri Muslim. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 194 yang artinya, "Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian".
Jihad defensif selama ini sudah dilakukan oleh kaum muslimin di Palestina di bawah komando sebuah kelompok bersenjata seperti Hamas. Namun, tentu ini tak sebanding dengan kekuatan militer Zionis yang terus disokong oleh AS.
Kedua, Allah Swt. pun memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum muslim, "Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).
Namun, sayangnya saat ini penguasa muslim belum ada yang berani menolong Palestina dengan tentaranya. Mereka seolah takut oleh Zionis dan AS.
Jihad Butuh Komando Khalifah
Upaya untuk membebaskan Palestina dengan jihad sejatinya membutuhkan komando seorang pemimpin di seluruh dunia. Pemimpin yang dimaksud adalah seorang khalifah dalam sebuah kekhilafahan. Namun, khilafah hanya bisa tegak dengan dukungan mayoritas umat sebagai pemilik hakiki kekuasaan. Proses penyadaran umat ini dilakukan oleh gerakan Islam yang tulus dan lurus berjuang semata demi Islam.
Proyek besar ini hanya bisa dilakukan oleh kelompok dakwah yang konsisten berpegang teguh pada mabda (ideologi) Islam. Selain itu metode dakwahnya tidak menyelisihi manhaj kenabian. Namun, semestinya juga menjadi agenda utama umat Islam, khususnya gerakan-gerakan dakwah yang konsern ingin menolong muslim Gaza-Palestina. Alhasil, menjadi kewajiban kita semua untuk terlibat dalam memperjuangkannya.
Kepemimpinan inilah yang akan mampu memobilisasi semua potensi umat, termasuk tentara dan senjata yang tersebar di berbagai wilayah. Kekuatan tersebut dikerahkan untuk segera mengusir penjajah dan membungkam kekuatan sekutunya dari bumi Palestina. Khilafah akan mewujudkan persatuan umat. Sementara nasionalisme telah membuat umat terpecah belah. Ketiadaan khilafah telah membuat umat lemah, berbagai krisis terus melanda termasuk terus bercokolnya Zionis di tanah Palestina.
Oleh karena itu, kembalinya khilafah merupakan sesuatu yang penting dan genting tanpa bisa ditawar. Tegaknya islam kafah dalam negara merupakan sebuah kewajiban. Selain itu, Allah Swt. memberikan kabar gembira dengan menjanjikan kemenangan di ujung perjuangan ini yakni dengan tegaknya Khilafah Rasyidah. Khilafah inilah yang akan mengembalikan kemuliaan umat, menyatukan umat dan membebaskan Palestina dari penjajahan.
Khatimah
Jihad adalah ajaran Islam yang mulia untuk menegakkan kalimat Allah. Jihad juga merupakan jalan menghilangkan kezaliman di muka bumi. Sungguh, jihad merupakan satu-satunya cara yang ampuh untuk mengusir zionis dari Palestina. Saatnya umat bersatu dalam sebuah institusi Islam untuk berjihad membebaskan Palestina. Wallahu a'lam bishshawab.

Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.