'Suarasmara', Konser 25 Tahun Andien yang Dibangun dari Filosofi Cinta dan Rasa Penasaran

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konser Andien "Suarasmara" bukan sekadar perayaan pencapaian karier; ia dianggap sebagai manifestasi dari kedalaman pemikiran serta rasa syukur atas perjalanan selama seperempat abad di industri musik. Persiapan konser ini telah mencapai sekitar 60 hingga 70 persen, memasuki tahap eksekusi intensif.

Andien mengaku, dari semua proyek yang pernah ia jalankan, konser yang akan digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada 15 November 2025 ini yang paling banyak memberinya pelajaran. "Pengetahuan aku paling besar tuh ada di dalam konser ini," ujarnya saat berkunjung ke Republika di Jakarta pada Rabu (15/10/2025).

Sadar bahwa momen konser 25 tahun adalah kesempatan langka yang mungkin tak terulang, penyanyi kelahiran 25 Agustus 1985 ini bertekad untuk mengerahkan segala energinya. "Jadi aku bener-bener all out dan mengeluarkan segala apa yang ada di dalam pikiranku, di dalam hatiku, di dalam konser ini," ujarnya.

Baginya, persiapan ini bagaikan sebuah roller coaster emosional, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga seluruh tim yang terlibat, yang dijalani dengan "suka cinta". Filosofi di balik tajuk "Suarasmara" pun tidak kalah mendalam. Andien sengaja memilih diksi yang tidak tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menciptakan term yang hanya ia yang punya. Perpaduan kata "suara" dan "asmara" menjadi tema besar yang ingin ia sampaikan kepada penonton.

Maknanya merujuk pada 25 tahun terakhir kariernya, di mana setiap lagu, musik, dan nada yang ia lantunkan di panggung konser akan terasa merasuk ke dalam jiwa, sebuah suara yang berasal dari cinta dan dedikasi. Momen ini dipilih dengan matang, bertepatan dengan usia karier ke-25 dan usia pribadinya yang menginjak 40 tahun. Merujuk pada adagium life begins at 40, Andien melihat ini sebagai permulaan baru yang menunjukkan kematangan dan kedewasaannya dalam bermusik dan menentukan arah hidup.

Rasa syukur menjadi kunci lain di balik kemantapan menggelar konser berskala besar ini. Ia menyadari tidak semua penyanyi memiliki kesempatan serupa untuk terus berkarya dan bereksplorasi di usia karier tersebut. Andien merasa terdorong oleh rasa penasaran yang tak pernah padam.

"Dan yang pasti aku pun juga yang paling aku syukuri adalah aku tuh masih punya rasa penasarannya gitu," kata dia, menolak untuk berpuas diri dan hanya menikmati pencapaian yang sudah ada.

Aspek musik dan kolaborasi pun menjadi sorotan utama. Andien memilih Tohpati sebagai music director yang akan membawa Tohpati Jazz Orchestra. Keputusan ini merupakan langkah go back to my roots, di mana jaz selalu menjadi rumah yang nyaman bagi Andien. Ia ingin menampilkan konsep orkestra jaz sebagai lini utama yang belum pernah benar-benar dikedepankan oleh penyanyi perempuan lain dalam skala konser besar.

Tohpati dipilih karena orkestranya yang memiliki karakter "badung tapi manis", tidak terlalu maskulin, dan selalu menyajikan nada yang hangat. Meskipun dikenal sebagai penyanyi jaz di awal karier, eksplorasinya ke genre R&B hingga pop telah membuktikan ia tidak bisa didefinisikan dalam satu kotak musik saja, layaknya mood manusia yang tak bisa selalu bahagia.

"Aku tuh enggak bisa didefinisikan menjadi satu jenis musik saja gitu. Sama kayak kita sebagai manusia," ujarnya. Eksplorasi lintas genre inilah yang kemudian menjadi dasar kuat dalam memilih kolaborator.

Kolaborator yang dihadirkan dalam "Suarasmara" menunjukkan spektrum luas musik Andien, meliputi lintas genre dan generasi. Ada maestro jaz Indra Lesmana, yang kehadiran dan dukungan totalnya disambut dengan rasa syukur mendalam. Di jajaran diva, ia memilih Vina Panduwinata, yang estetikanya di panggung sangat sejalan dengannya. Kemudian, ada group yang mewakili era kekinian yakni Diskoria dan Wijaya 80, serta duo musisi muda White Chorust.

Kisah pertemuannya dengan White Chorus sangat menarik, disebutnya sebagai full circle moment. Andien yang awalnya ingin memuji karya White Chorus, justru didahului oleh DM Instagram dari mereka yang mengaku terinspirasi oleh lagu-lagu Andien. "Padahal aku tuh mau bilang bahwa gue terinspirasi sama kalian gitu," ujarnya.

Di samping persiapan musikal, Andien juga sangat memperhatikan persiapan fisik dan mental. Mengingat padatnya jadwal promo dan meeting jelang konser, kesehatan suara harus dijaga dengan vocal training yang intensif setiap hari, setara dengan rutinitas olahraganya. Namun, kunci utamanya adalah disiplin waktu istirahat. "Istirahat itu sama pentingnya dengan latihan," ujarnya.

Andien mengungkapkan harapannya yang terdalam bagi penonton pada konsernya nanti. Ia ingin mereka yang hadir membawa pulang lebih dari sekadar tontonan. "Mereka pulang dengan rasa lega, bahagia, and feeling inspired," ujarnya.

Ia berusaha menyuguhkan sebuah konser yang utuh, yang ia bangun dengan audio, visual, fashion, dan atmosfer, sehingga bahkan penonton yang tidak tahu seluruh lagunya sekali pun dapat terinspirasi. Misinya adalah memperkenalkan bahwa musik jaz itu menyenangkan.

Konser ini sekaligus menjadi pernyataan pribadi Andien sebagai seorang perempuan dan musisi yang menantang stigma lama. Ia menolak anggapan bahwa pernikahan dan memiliki anak akan meredupkan karier penyanyi perempuan. Sebaliknya, hal-hal tersebut justru menjadi sumber inspirasi. "Justru malah membawaku ke sebuah dunia lain atau sisi-sisi Andien yang lain yang selama ini aku enggak pernah tahu," kata dia.

Read Entire Article
Food |