Sukuk Korporasi Tembus Rp 49,7 Triliun, Penerbitan Surat Utang 2025 Cetak Rekor

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penerbitan sukuk korporasi sepanjang Januari–November 2025 mencapai Rp 49,74 triliun, seiring lonjakan total penerbitan surat utang korporasi yang telah menembus Rp 198,81 triliun atau tumbuh 56,88 persen secara tahunan (year on year/YoY).

Dari total penerbitan sukuk tersebut, kontribusi grup BUMN tercatat Rp 18,55 triliun, sementara non-BUMN mencapai Rp 31,18 triliun.

Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Irmawati Amran menyatakan lonjakan penerbitan tahun ini membuka peluang terciptanya rekor baru di pasar surat utang korporasi. “Pada 2024 hingga November, penerbitan surat utang tercatat Rp 126,73 triliun. Sementara hingga November 2025, nilainya sudah mencapai Rp 198,81 triliun. Ini merupakan surat utang korporasi yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dan belum termasuk private bond sekitar Rp 50 triliun,” ujar Irma dalam Taklimat Media PEFINDO yang digelar secara daring, Jumat (19/12/2025).

Menurut Irma, jika penerbitan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia digabung dengan instrumen yang tidak tercatat, seperti Loan Trading Notes (LTN) dan Medium Term Notes (MTN), total penerbitan surat utang korporasi tahun ini telah melampaui Rp 200 triliun.

“Ini bisa disebut sebagai one time high. Hingga November saja sudah Rp 198,81 triliun dan pada Desember dipastikan akan melampaui Rp 200 triliun untuk surat utang korporasi yang tercatat di BEI,” katanya.

Penguatan pasar juga tercermin dari rasio penerbitan terhadap jatuh tempo. Pada Januari–November 2025, rasio tersebut mencapai 137 persen, meningkat dari 96 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi investor, kepemilikan surat utang korporasi masih didominasi reksa dana dan perbankan. Hingga Oktober 2025, porsi kepemilikan reksa dana mencapai 28,7 persen, disusul perbankan sebesar 19,7 persen.

Sementara itu, partisipasi investor ritel terus meningkat meski porsinya belum dominan. Hingga akhir September 2025, kepemilikan obligasi korporasi di pasar sekunder oleh investor ritel mencapai Rp 41,36 triliun, melonjak signifikan dibandingkan Rp 6,47 triliun pada 2015.

Read Entire Article
Food |