REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 67 emisi obligasi dan sukuk dari 42 emiten sepanjang 2025 hingga pertengahan tahun ini. Total nilai nominal emisi yang tercatat mencapai Rp 491,63 triliun dan 111,98 juta dolar AS.
“Sampai saat ini, total pencatatan mencapai 622 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 491,63 triliun dan 111,98 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 137 emiten di BEI,” kata Direktur Pengembangan BEI, Irvan Susandy, di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Salah satu emisi terbaru yang memperkuat tren ini adalah Sukuk Wakalah bi al-Istitsmar Subordinasi I dari Bank BJB Syariah senilai Rp 300 miliar. Sukuk ini terdiri dari dua seri, yakni Seri A sebesar Rp 240 miliar dengan tenor lima tahun dan imbal hasil 8,70 persen per tahun, serta Seri B sebesar Rp 60 miliar dengan tenor tujuh tahun dan imbal hasil 9,00 persen per tahun.
Dengan pencatatan sukuk tersebut, BEI berharap Bank BJB Syariah dapat segera merealisasikan rencana yang tertuang dalam prospektusnya. “Kami ingin Bank BJB Syariah meningkatkan kinerja operasional dan selalu adaptif serta inovatif mengikuti perkembangan bisnis,” ujar Irvan.
BEI juga menekankan pentingnya keterbukaan informasi yang tepat waktu, akurat, dan transparan kepada pemegang obligasi maupun publik. Selain itu, perseroan diharapkan menjalankan usaha dengan prinsip kehati-hatian serta memperhatikan aspek lingkungan dan sosial guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami berharap perjalanan pasar modal tidak berhenti di penerbitan sukuk saja. Kami optimistis, di kemudian hari BJB Syariah bisa menjadi perusahaan terbuka dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,” tambahnya.
Direktur Utama Bank BJB Syariah, Arief Setyahadi, menyebut pencatatan sukuk ini sebagai momen penting dalam roadmap transformasi dan penguatan permodalan bank dalam lima tahun ke depan. “Pencatatan sukuk ini adalah hasil konsistensi dan komitmen kami dalam menghadapi tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis,” kata Arief.
Langkah ini sekaligus memperkuat struktur permodalan dan memperluas akses pendanaan jangka panjang yang sesuai prinsip syariah. “Kami percaya pasar modal syariah memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan industri keuangan yang berkelanjutan, dan hari ini menjadi momen penting bagi kami untuk lebih dikenal oleh investor pasar modal,” ujarnya.