REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan strategi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,0–5,2 persen yang mulai dijalankan pada paruh kedua 2025. Dorongan utama pertumbuhan datang dari peningkatan investasi.
Sepanjang semester I-2025, realisasi investasi telah mencapai Rp924 triliun, diikuti kenaikan impor barang modal sebesar 32,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). “Capex BUMN dan belanja modal pemerintah 17,94 persen pada semester I akan mendorong produktivitas hingga tahun depan,” kata Airlangga dalam Konferensi Pers Stabilitas Pasar Modal Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025).
Selain itu, pemerintah akan melanjutkan kebijakan stimulus fiskal pada semester II tahun ini. Airlangga menjelaskan, stimulus ekonomi semester I sebesar Rp61 triliun terbukti memberikan dampak positif. Karena itu, pemerintah akan kembali menggulirkan stimulus yang sama di semester II.
Dari sisi belanja negara, pemerintah mendorong percepatan realisasi minimal 25 persen dari total APBN atau setara Rp694 triliun. Percepatan terutama ditargetkan pada kementerian/lembaga dengan anggaran besar agar dampaknya lebih cepat dirasakan masyarakat.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menilai daya beli masyarakat tetap menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Sejumlah program konkret pun disiapkan untuk menopang daya beli. Pemerintah akan mempercepat implementasi Kredit Investasi Padat Karya yang membantu revitalisasi mesin produksi di berbagai sektor.
Di bidang pariwisata, stimulus diberikan melalui penyelenggaraan event nasional, bundling paket wisata untuk libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026, serta diskon transportasi publik mulai dari kereta api, kapal laut, hingga tarif tol. Di sektor perumahan, kapasitas program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan ditingkatkan dari 220 ribu menjadi 350 ribu unit rumah.
Pemerintah juga menyiapkan Kredit Program Perumahan, melanjutkan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) 100 persen untuk pembelian rumah pada semester II. Di sisi lain, BPJS Ketenagakerjaan akan memperluas program perumahan bagi pekerja. “Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya akan menyasar 41 ribu rumah, ditambah adanya Program Perumahan BPJS Naker untuk buruh,” ujar Airlangga.
Tak kalah penting, kata Airlangga, pemerintah akan tetap mengakselerasi program Makan Bergizi Gratis (MBG). Targetnya, pada September 2025 akan tersedia 17 ribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk melayani 51 juta penerima. Jumlah itu akan ditingkatkan menjadi 25 ribu SPPG dengan jangkauan 75 juta penerima pada November 2025.
“Semua program ini dirancang untuk menggerakkan ekonomi rakyat secara langsung sambil menjaga momentum konsumsi domestik yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi kita,” kata Airlangga.
sumber : Antara