Home > Budaya Wednesday, 29 Oct 2025, 15:20 WIB
Sinyal muncul dan hilang seperti bayangan. Aku berusaha menggunakan aplikasi pesan singkat, tetapi pesan-pesanku tidak terkirim.
Fiksi AI
Aku menatap layar ponselku dengan perasaan cemas. Ponsel yang selalu setia menemani setiap langkah hidupku kini menunjukkan tanda-tanda ketidakberesan. Layar yang biasanya menyala cerah kini berkedip-kedip, kadang-kadang mati sejenak sebelum kembali menyala. Tombol-tombol virtual sering kali tidak merespons, dan notifikasi yang biasanya bertubi-tubi kini datang dengan jeda yang aneh.
Awalnya, aku menganggap ini hanya masalah kecil. “Mungkin sistemnya perlu di-restart”, pikirku, mencoba menghibur diri. Namun, ketika pagi itu aku membuka aplikasi perbankan untuk mengecek saldo, layar ponsel tiba-tiba membeku. Setelah beberapa menit, aplikasi tertutup dengan sendirinya. Aku mencoba lagi, tapi hasilnya sama. Aku mulai panik.
Hari itu adalah hari yang sangat penting bagiku. Aku telah mengatur janji untuk menyelesaikan transaksi penjualan rumah dengan seorang klien. Rumah itu adalah warisan keluargaku, dan aku berencana menggunakan uang hasil penjualannya untuk membuka usaha kecil-kecilan. Semua detail transaksi, termasuk dokumen digital, nomor rekening, dan catatan penting lainnya, tersimpan di ponselku.
Ketika aku mencoba menghubungi klien untuk memastikan lokasi pertemuan, ponselku tidak dapat melakukan panggilan. Sinyal muncul dan hilang seperti bayangan. Aku berusaha menggunakan aplikasi pesan singkat, tetapi pesan-pesanku tidak terkirim.
Dengan perasaan cemas, aku mengambil laptopku. Namun, semua data penting yang ada di ponsel tidak tersinkronisasi ke laptop karena fitur cloud-ku sudah lama tidak diperbarui. Aku selalu menunda-nunda memperbaiki hal-hal kecil seperti ini, dan kini aku menyesalinya.
Aku akhirnya memutuskan untuk pergi langsung ke lokasi pertemuan dengan klien, sebuah kafe kecil di pusat kota, di jalan yang selalu ramai setiap hari. Sesampainya di sana, aku melihat wajah kecewa klienku.
“Kami sudah menunggu lebih dari satu jam”, kata pria itu dengan nada tegas.
Baca juga: https://kingdomsriwijaya.id/posts/714567/-trilogi-cerpen-ponsel-tua-ponsel-ku-hang
Aku mencoba menjelaskan bahwa ada masalah dengan ponselku, tetapi ia tidak terlihat peduli. “Transaksi ini terlalu penting untuk ditunda-tunda. Kalau Anda tidak bisa memberikan kepastian hari ini, kami terpaksa membatalkan semuanya”.
Aku memohon agar mereka memberiku waktu tambahan untuk mencari salinan dokumen, tetapi mereka tetap pada keputusan mereka. Aku pulang dengan tangan kosong, merasa sangat terpukul.
Malam itu, aku memutuskan untuk membawa ponselku ke pusat servis. Tempat itu penuh dengan orang-orang yang juga mengeluhkan masalah pada perangkat ponsel mereka. Setelah menunggu selama dua jam, akhirnya aku dipanggil.
Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

4 hours ago
3
























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5275623/original/065000600_1751885979-Meatguy_Steakhouse__3_-min.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5016061/original/098910800_1732180738-IMG-20241121-WA0027.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280345/original/085190400_1752221910-pexels-towfiqu-barbhuiya-3440682-26707585.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279254/original/067751900_1752132134-Kerak_Telor_JFK_2025.jpeg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5280821/original/002199600_1752287018-0E6A2474-01.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5005646/original/001862500_1731587965-Screenshot_2024-11-07_201311.jpg)