Turki Lebih Ngeri dari Iran, ini 6 Ketakutan Tokoh Israel Terkait Kekuatan Negeri Erdogan

4 hours ago 3

Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) memeriksa pasukan saat tiba di Istana Kepresidenan Turki, di Ankara, Turki, Kamis (10/4/2025). Kunjungan kenegaraan tersebut membahas upaya memperkuat kerja sama kedua negara sebagai bagian dari kemitraan strategis komprehensif Indonesia-Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah peta geopolitik Timur Tengah yang terus berubah, Israel kini menghadapi ancaman eksistensial baru yang tidak datang dari kekuatan militer konvensional, melainkan dari pengaruh strategis Turki yang semakin meluas.

Di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan, Ankara secara sistematis memperkuat posisinya sebagai kekuatan Sunni utama melalui diplomasi aktif, dukungan terhadap Hamas, dan peran mediator dalam konflik Gaza - sebuah manuver yang secara langsung mengikis pengaruh tradisional Israel di kawasan.

Ancaman Turki ini justru lebih berbahaya daripada sekadar konfrontasi bersenjata karena bersifat multilateral, melibatkan soft power, dan mendapatkan legitimasi internasional, sehingga berpotensi mengisolasi Israel secara diplomatik sambil memperkuat blok perlawanan Palestina dengan sumber daya dan dukungan politik yang sebelumnya tidak pernah mereka miliki.

Beberapa pejabat dan tokoh Israel telah secara terbuka menyatakan pandangan mereka bahwa Turki merupakan ancaman strategis bagi Israel. Pernyataan-pernyataan ini biasanya muncul saat ketegangan antara kedua negara meningkat. Berikut adalah rinciannya, sebagaimana dimuat The Times of Israel, The National Interest, dan sejumlah media massa asing lainnya.

1. Amichai Chikli, Menteri Urusan Diaspora

Sebelum memasuki dunia politik, Chikli adalah seorang mantan perwira militer di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan seorang aktivis sosial. Ia memulai karier politiknya di Knesset sebagai anggota partai Yamina, tetapi kemudian membelot dan bergabung dengan partai Likud yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sepanjang kariernya, ia dikenal karena retorikanya yang kontroversial, termasuk kritiknya terhadap kelompok Yahudi liberal di luar negeri dan sikap kerasnya terhadap Palestina, yang membuatnya menjadi tokoh yang memecah belah.

Pada September 2025, Chikli, yang juga anggota partai Likud pimpinan Netanyahu, mengatakan dalam sebuah wawancara TV bahwa Israel harus mengarahkan perhatiannya ke Turki setelah Iran.

"Turki harus menjadi target berikutnya" setelah Iran. Ia menyarankan Israel meluncurkan kampanye media internasional terhadap Turki.

Read Entire Article
Food |