REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan, mendorong pemerintah daerah dan masyarakat desa memperkuat produksi pangan lokal guna mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menilai kebijakan ini tidak hanya memperbaiki gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat ekonomi desa melalui rantai pasok yang adil dan berkelanjutan.
Zulkifli menjelaskan, program makan bergizi dirancang untuk menjangkau 82 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Kebutuhan pangan harian yang besar dari program tersebut, menurutnya, dapat menjadi peluang ekonomi bagi desa jika mampu menyediakan bahan pangan seperti telur, ikan, sayur, dan buah secara mandiri.
“Ada namanya makan bergizi, yang akan menerima manfaat 82 juta. Seorang saudara bayangkan, kalau 82 juta menerima manfaat, satu hari telur satu, kita butuh 82 juta telur satu hari,” ujar tokoh yang akrab disapa Zulhas dalam sambutannya pada ESG Now Awards 2025 Republika di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (16/10/2025).
Ia menuturkan, masyarakat desa bisa mengambil peran penting dengan mengelola lahan dan ternak kecil secara produktif. Pemerintah, kata dia, tengah mempercepat kebijakan swasembada pangan agar setiap daerah mampu memenuhi kebutuhan gizi warganya sekaligus meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha kecil di sektor pertanian.
“Ibu-ibu bisa piara ayam petelur, bisa bikin tambak untuk ikan, bisa tanam sayur, bisa tanam buah, laku. Masyarakat kita gizinya akan naik, kalau rata-rata IQ sekarang 70–80, nanti bisa 100, diukur. SDM kita menjadi kuat fisiknya, karena gizinya cukup dan cerdas,” tutur Zulhas.
Ia menambahkan, upaya memperkuat ekonomi desa sudah menunjukkan hasil positif dalam satu tahun terakhir. Nilai tukar petani, kata dia, meningkat dari 101–106 menjadi 124, sementara harga gabah naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram. Program koperasi Desa Merah Putih dan hilirisasi pangan menjadi salah satu faktor pendorong utama peningkatan ini.
Menurut Zulhas, kemandirian pangan juga berperan besar dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Peningkatan gizi yang merata diharapkan mampu membentuk generasi yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing.
Ia menegaskan, keberhasilan program makan bergizi tidak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan juga membutuhkan partisipasi dunia usaha dan masyarakat sipil. Nilai-nilai gotong royong dan tanggung jawab sosial yang menjadi budaya bangsa, kata dia, perlu kembali menjadi pedoman dalam praktik ekonomi nasional.