Tentara Israel berjalan di depan warga Palestina yang mengungsi akibat operasi militer Israel dari kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Kamis, 23 Januari 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT— Operasi Pagar Besi, yang dilancarkan penjajah Israel di Tepi Barat memasuki pekan kelima berturut-turut dengan langkah semakin ekspansif termasuk Kamp Jenin dan Tulkarem yang meluas ke Kegubernuran Tubas, terutama Kamp Tamoun dan al-Fara'a.
Operasi ini dilakukan setelah keputusan Dewan Menteri Urusan Politik dan Keamanan (Kabinet) untuk menambahkan item memperkuat keamanan di Tepi Barat ke dalam tujuan perang.
Mengacu pernyataan para menteri pemerintah Israel bahwa tahun ini adalah tahun pencaplokan Tepi Barat dan memberlakukan kedaulatan di atasnya.
Dalam upayanya untuk mencapai tujuan ini, penjajah Israel telah menerapkan kebijakan hukuman kolektif yang agresif dan kejam di semua tingkatan.
Ini termasuk pembunuhan, pemindahan, penangkapan, penggerebekan setiap hari, dan penghancuran infrastruktur serta fasilitas umum, yang menimbulkan ancaman serius bagi kehadiran Palestina di wilayah-wilayah ini.
Sejak peluncuran operasi tersebut, 60 orang Palestina telah gugur sebagai martir, lebih dari 220 orang ditangkap, dan puluhan ribu orang Palestina mengungsi. Penjajah Israel telah melakukan sekitar 14 serangan udara selama operasi tersebut, yang melibatkan sekitar 10 ribu tentara.
Pertama, tiruan Jabalia
BACA JUGA: Media-Media Iran Ramai Beritakan Perang dengan Israel Segera Kembali Berkobar
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 9 Februari, Channel 12 Israel menggambarkan tingkat kehancuran di Jenin sebagai reproduksi dari pengalaman penghancuran Jabalia dan Gaza selama perang.
Ada banyak indikasi bahwa penjajah Israel akan melanjutkan operasi ini hingga akhir, terutama karena mereka tidak menetapkan batas waktu, sementara para analis percaya bahwa apa yang sedang terjadi adalah awal dari pencaplokan Tepi Barat, pembubaran Otoritas Palestina di bawah Mahmoud Abbas dan mengakhiri keberadaannya.