BSN dan Bullion Bank, Dua Langkah Baru Wujudkan Kemandirian Syariah

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meluncurkan dua inisiatif besar pada tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto, yakni Bank Syariah Nasional (BSN) dan Bullion Bank. Keduanya menjadi tonggak baru menuju kemandirian ekonomi syariah berbasis sektor produktif dan aset riil.

“BSN menjadi second anchor di samping BSI, menciptakan kompetisi sehat dan memperluas jangkauan layanan,” ujar Kepala CSED INDEF, Nur Hidayah, dalam Diskusi Publik “Evaluasi Ekonomi Syariah di Satu Tahun Pemerintahan Prabowo”, yang digelar secara daring, Rabu (15/10/2025).

BSN resmi berdiri pada 2 Oktober 2025 setelah BTN mengakuisisi Bank Victoria Syariah dan memperoleh izin dari OJK. Bank ini diharapkan dapat menekan dominasi BSI yang saat ini menguasai lebih dari 60 persen aset industri keuangan syariah nasional.

Menurut CSED, kehadiran BSN penting untuk mengurangi risiko pasar tunggal dan memperluas pembiayaan syariah ke sektor infrastruktur halal, pembiayaan hijau, dan ekspor. Namun, lembaga ini dinilai masih membutuhkan mandat pembangunan yang lebih jelas agar tidak kehilangan arah.

“Tanpa mandat eksplisit, BSN bisa melewatkan tujuan pembangunan ekonomi,” kata Nur. Ia menekankan perlunya blueprint nasional agar peran BSN tidak tumpang tindih dengan BSI dan fokus pada sektor produktif.

Selain BSN, pemerintah juga meresmikan Bullion Bank pada 26 Februari 2025, hasil kolaborasi antara Pegadaian dan BSI. Layanan bank emas ini dirancang untuk memperkuat rantai hulu-hilir emas di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor emas, dan menekan ketergantungan terhadap dolar AS.

“Proyek Bullion Bank menjadi momentum penting menguatkan industri logam mulia syariah,” ujar Nur. Ia menilai langkah ini dapat memperkuat basis aset riil dan mendukung hilirisasi industri emas nasional.

Respons publik terhadap Bullion Bank pun cukup besar. Data Pegadaian menunjukkan lebih dari empat juta nasabah aktif dengan total kelolaan emas mencapai 22,7 ton hingga Agustus 2025. Sementara itu, pembelian emas di BSI naik 441 persen pada kuartal II 2025.

Meski prospeknya menjanjikan, Nur menilai ekosistem regulasi dan literasi masyarakat masih perlu diperkuat. “Kesiapan SOP bullion harus diperkokoh. Keamanan penyimpanan dan fluktuasi harga emas juga menjadi tantangan utama,” ujarnya.

Menurut CSED, langkah BSN dan Bullion Bank menandai transisi ekonomi syariah dari sektor konsumtif menuju produktif. Namun, pemerintah perlu memastikan agar kebijakan inklusi dan pemerataan manfaat ekonomi syariah menjangkau daerah-daerah 3T.

n Dian Fath Risalah

Read Entire Article
Food |