Dari Setetes Air ke Galaksi: Tanda-Tanda Penciptaan

6 days ago 10

Image Imam Subechi

Guru Menulis | 2025-06-24 21:04:47

Ketika malam turun dan langit menampakkan keagungannya, berjuta bintang yang menghiasi cakrawala menjadi isyarat kebesaran Sang Pencipta. Pertanyaan yang sering menggelayuti benak manusia pun muncul: apakah semua ini ada begitu saja, ataukah ada yang menciptakannya dengan penuh kehendak dan kebijaksanaan?

Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berkali-kali mengajak manusia untuk merenungi ciptaan-Nya. Langit yang tinggi, bumi yang terhampar, gunung-gunung yang kokoh, serta manusia itu sendiri adalah ayat-ayat kebesaran-Nya. Maka tak pantas rasanya, jika kita mengakui keteraturan dan keindahan ini tanpa menyebut nama Pencipta-Nya.

Seperti halnya sebuah bangunan megah pasti memiliki arsitek, dan jam tangan yang presisi tidak mungkin ada tanpa pembuat, maka alam semesta yang jauh lebih kompleks dan sempurna tentu lebih layak memiliki Sang Pencipta. Tidaklah logis bila sesuatu yang luar biasa ini dianggap terjadi dengan sendirinya.

Teori Big Bang, misalnya, menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu titik yang sangat padat dan panas. Ledakan maha dahsyat itu kemudian melahirkan galaksi, bintang, dan planet. Tapi siapa yang memicu ledakan itu? Dan mengapa hukum fisika bisa begitu teratur sejak awal? Ilmu menjelaskan proses, tapi iman menjawab asal-usul.Sebagai manusia beriman, kita tidak cukup hanya memahami alam secara ilmiah. Kita diajak untuk membaca ayat-ayat kauniyah yang tersebar di alam raya ini sebagai penguat keimanan.

Betapa segala yang diciptakan memiliki keteraturan dan hikmah. Tidak ada yang sia-sia."Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja? Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan?" (QS. Al-Qiyamah: 36–37).Ayat ini mengajak manusia untuk merenungi asal-usulnya. Dari sesuatu yang hina dan tak berarti, Allah Ta’ala menciptakan manusia dengan rupa dan akal.

Maka jika kita bisa percaya bahwa setetes air mani bisa menjadi manusia, kenapa sulit percaya bahwa alam semesta ini ada Penciptanya?Ada sebagian kalangan yang mengagungkan sains dan menyingkirkan Tuhan dari pembahasan asal-usul kehidupan. Padahal sains yang jujur akan membawa kepada kesadaran akan keberadaan Tuhan. Karena setiap keteraturan adalah tanda adanya pengatur. Dan setiap ciptaan adalah tanda adanya Sang Pencipta.

Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk berpikir dan merenung. Menyelaraskan antara wahyu dan akal. Tidak mengagungkan salah satunya dan meremehkan yang lain. Karena keduanya saling melengkapi untuk menemukan kebenaran sejati.Semoga tulisan ini menjadi wasilah bagi kita untuk semakin meyakini bahwa segala sesuatu tidak mungkin ada dengan sendirinya. Bahwa Allah Ta’ala adalah Pencipta segala yang ada, yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Food |