REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mimpi buruk bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Mereka mengganggu tidur, membuat kita merasa tak nyaman bahkan dapat memengaruhi kesehatan mental.
Yang lebih menakutkan, para peneliti baru-baru ini menemukan bukti bahwa orang dewasa yang mengalami mimpi buruk setiap pekan hampir tiga kali lebih mungkin meninggal sebelum usia 75 tahun dibandingkan mereka yang jarang mengalami mimpi buruk. Hal ini menunjukkan bahwa pemicu dasar mimpi buruk, serta stres dan gangguan tidur yang ditimbulkannya, dapat mempercepat penuaan sel.
Ahli saraf bersertifikat dan kepala petugas medis di SensIQ, dr Luke Barr, mengatakan begitu banyak kesehatan otak kita bergantung pada tidur yang memulihkan. "Seseorang yang mengalami mimpi buruk yang terus-menerus, itu sering kali menjadi sinyal bahwa ada sesuatu dalam rutinitas mereka—atau sistem saraf mereka—yang perlu ditangani," ujarnya dikutip dari laman Best Life pada Sabtu (12/7/2025).
Beberapa pakar kesehatan mengungkapkan kebiasaan sebelum tidur yang dapat memicu mimpi buruk. Apa saja itu? Berikut penjelasannya:
1. Makan terlalu larut malam
Salah satu kebiasaan malam hari yang memicu mimpi buruk adalah makan terlalu larut. Ini bukan hanya dapat mengganggu perut atau menyebabkan heartburn (sensasi terbakar di dada) yang dapat membangunkan Anda. "Makan larut malam dapat meningkatkan metabolisme dan aktivitas otak selama tidur REM, tahap di mana sebagian besar mimpi paling jelas—dan mimpi buruk—terjadi," katadr Barr.
Ahli paru bersertifikat dan spesialis kedokteran tidur serta salah satu pendiri ReadyO2, Emma Lin, ABIM, mengatakan jika REM terganggu atau stres, mimpi bisa berubah menjadi mimpi buruk. Seorang dokter umum yang berbasis di London di My Longevity Centre, dr Nicholas Dragolea, menyebut ketika Anda mencerna makanan di larut malam, suhu tubuh Anda mungkin naik.
2. Makan terlalu banyak keju
Terlepas dari kapan Anda memakannya, mengonsumsi terlalu banyak keju bisa menjadi pemicu mimpi buruk. Sebuah artikel baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology menemukan asosiasi kuat antara mimpi buruk dan intoleransi laktosa (berpotensi karena gas atau sakit perut selama malam) memengaruhi mimpi seseorang.
"Temuan baru ini menyiratkan bahwa mengubah kebiasaan makan bagi orang dengan beberapa sensitivitas makanan dapat meredakan mimpi buruk," kata penulis utama artikel, profesor psikiatri di Université de Montréal, dr Tore Nielsen.
3. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Kepala penasihat medis untuk Sleepopolis, dr Raj Dasgupta, mengatakan beberapa obat, terutama antidepresan, obat tekanan darah, dan obat tidur, dapat memengaruhi neurotransmitter yang mengatur mimpi. "Meminumnya pada malam hari tepat sebelum tidur dapat meningkatkan mimpi yang jelas atau mengganggu pola REM, yang keduanya dapat menyebabkan mimpi buruk," kata dia.
Dokter spesialis kedokteran tidur bersertifikat, ahli menopause, dan pendiri Sleep Goddess Method, dr Andrea Matsumura, secara spesifik menunjuk pada kelas antidepresan yang dikenal sebagai SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors). "Beberapa diketahui menyebabkan mimpi buruk, bahkan pada mereka yang belum pernah mengalaminya sebelumnya," ujarnya.
4. Suhu kamar terlalu panas
Menghindari mimpi buruk bisa semudah menurunkan termostat sebelum tidur. "Tubuh perlu mendingin untuk bertransisi ke tidur yang nyenyak," ujar dr Dasgupta.
Dia mengatakan, jika kamar Anda terlalu hangat, tidur Anda bisa terfragmentasi, dan otak mungkin tidak bergerak lancar melalui tahap tidur. Gangguan semacam ini dapat membuat periode REM lebih tidak menentu, yang dapat memicu mimpi aneh, intens, atau bahkan membangunkan Anda dari mimpi buruk. The Sleep Foundation menyatakan suhu ideal untuk tidur adalah antara 18 hingga 20 derajat Celsius.
5. Tidur miring ke kiri atau terlentang
Sebuah studi pada 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Sleep and Hypnosis menemukan bahwa orang yang tidur miring ke kiri memiliki mimpi buruk jauh lebih banyak daripada mereka yang tidur miring ke kanan. Mengapa demikian? Berbicara dengan Tom’s Guide, penafsir mimpi dan penulis best seller Theresa Cheung menjelaskan bahwa tidur miring ke kiri memberi lebih banyak tekanan pada jantung. "Setiap kali ada stres, kualitas tidur buruk, dan mimpi buruk pasti akan mengikuti," kata dia.
Tidur telentang tidak lebih baik dari tidur miring ke kiri. "Kerja pernapasan lebih berat saat Anda telentang. Lidah Anda meluncur ke belakang dan pernapasan Anda lebih berat," kata seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford Center for Sleep Sciences and Medicine, dr Rafael Pelayo, kepada PopSugar.