Kemenhut Dorong Kolaborasi Global untuk Jaga Hutan

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, BALI — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan menyerukan penguatan kolaborasi global dalam pengelolaan hutan berkelanjutan. Ajakan ini disampaikan pada pembukaan Global Forest Observations Initiative (GFOI) Plenary 2025 di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/10/2025), yang dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai negara, lembaga donor, mitra pembangunan internasional, lembaga antariksa, akademisi, LSM, hingga sektor swasta.

Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan, Haruni Krisnawati, menegaskan bahwa Indonesia mengusung semangat kemitraan global berbasis ilmu pengetahuan dan kearifan lokal. “Kami mengajak seluruh peserta memperkuat jembatan kolaborasi antara sains dan kebijakan, teknologi dan tradisi, serta antara negara maju dan negara berkembang,” ujarnya.

Menurut Haruni, Indonesia memiliki lebih dari 95 juta hektare kawasan hutan yang berfungsi tidak hanya sebagai penyimpan keanekaragaman hayati, tetapi juga penopang sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Hutan Indonesia berperan strategis dalam mitigasi perubahan iklim global, dengan cadangan karbon yang termasuk terbesar di dunia.

Melalui visi Net Zero Emission dan target FOLU Net Sink 2030, Indonesia berupaya membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat berjalan seiring. “Pertumbuhan hijau bukan sekadar idealisme, tapi arah nyata pembangunan Indonesia,” tegas Haruni.

Kemenhut juga menyoroti pentingnya sistem monitoring yang akurat dan transparan dalam menjaga efektivitas kebijakan kehutanan. Indonesia telah mengembangkan Sistem Monitoring Hutan Nasional (SIMONTANA) dan Sistem Informasi Pemantauan Kebakaran Hutan (SIPONGI) untuk pemantauan tutupan hutan dan deteksi dini kebakaran lahan secara real-time.

Inovasi pemantauan hutan kini diperkuat dengan integrasi data lapangan, penginderaan jauh, dan kecerdasan buatan (AI). Pendekatan ini memperkuat kredibilitas data Indonesia yang diakui oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan menjadi rujukan dalam pelaporan ke UNFCCC.

Sebagai anggota GFOI sejak 2011, Indonesia memandang forum ini sebagai wadah strategis untuk berbagi pengalaman, transfer teknologi, dan memperkuat kapasitas global dalam pemantauan hutan. GFOI Plenary 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa kemajuan teknologi, transparansi data, dan kemitraan global adalah fondasi menuju hutan lestari dan masa depan berkelanjutan.

Selama tiga hari pelaksanaan, forum ini membahas berbagai isu penting seperti inovasi inventarisasi hutan, pemantauan kebakaran, serta sistem monitoring produksi komoditas hutan berkelanjutan.

Read Entire Article
Food |