Relawan dan aktivis Global Sumud Flotilla beraktivitas sebelum bertolak menuju Gaza melalui Pelabuhan Bizerte di Tunisia, Ahad (14/9/2025). Sebanyak sekitar 20 kapal GSF yang tiba di Tunisia akan melakukan pelayaran akbar menembus blokade Gaza melalui laut Mediterania untuk membuka koridor bantuan kemanusiaan. Sebelumnya Puluhan kapal yang berangkat dari Barcelona tiba di Pelabuhan Sidi Bou Said pada Ahad 7 September lalu. Akibat cuaca dan kendala teknis, titik keberangkatan kapal dipindahkan ke Pelabuhan Bizerte. Para peserta pelayaran akbar menembus blokade Gaza terlihat mulai memuat logistik dan bahan bakar untuk kebutuhan pelayaran. Diperkirakan pelayaran mengarungi Laut Mediterania itu memasuki perairan Gaza selama 10 sampai 12 hari.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Enam belas kapal telah berlayar dari pelabuhan-pelabuhan di Tunisia sebagai bagian dari Sumud Global Flotilla menuju Gaza. Konvoi kemanusiaan tersebut bertujuan untuk mematahkan blokade ilegal Israel di kantong terkepung itu dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
“Armada yang berangkat dari Barcelona sudah berada di laut, dan kapal-kapal Tunisia sekarang berlayar secara bertahap. Mereka akan bertemu di perairan dan melanjutkan pelayaran bersama untuk bertemu dengan kapal-kapal Italia dan Yunani,” demikian pernyataan misi tersebut di laman Instagram resminya pada Senin (15/9/2025).
Khaled Boujemaa, anggota kontingen Maghreb Armada Sumud Global, mengatakan kepada kantor berita Anadolu, sebelas kapal berangkat dari Pelabuhan Bizerte di Tunisia utara dari Sabtu hingga Ahad malam.
Tiga kapal lainnya berlayar dari Pelabuhan Gammarth di ibu kota. Sementara itu, dua kapal lain meninggalkan Pelabuhan Sidi Bou Said di dekat Tunis, tambah Boujemaa.
Kapal dari Italia dan Spanyol
Pada Ahad, juru bicara Ghassan al-Hanshiri juga mengatakan kepada Anadolu, dua kapal berangkat dari Pelabuhan Gammarth menuju Gaza. Sementara itu, kapal Tunisia ketiga sedang bersiap untuk segera berangkat. Dia mencatat, total ada delapan kapal Tunisia saat ini berlabuh di Gammarth.
Ia menunjukkan, kapal-kapal lain masih berada di Pelabuhan Sidi Bou Said. Sementara itu, kapal-kapal dari Italia dan Spanyol telah berangkat. Semuanya akan bertemu di Mediterania dalam perjalanan mereka ke Gaza.
Meskipun kecaman internasional yang meluas, hanya sedikit yang telah dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban Israel. Negara tersebut saat ini sedang diselidiki atas tuduhan genosida oleh Mahkamah Internasional, sementara para penjahat perang yang dituduh, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, secara resmi dicari oleh Mahkamah Kriminal Internasional.