REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kita mungkin tidak menyadari seberapa buruk kemampuan kita ketika mendengarkan. Di antara kesibukan dan berbagai distraksi, seperti notifikasi yang tak henti-hentinya dan jadwal padat, kemampuan kita untuk benar-benar menyimak seseorang menjadi tantangan besar.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The International Journal of Listening pada 2023 menunjukkan, keterampilan mendengarkan yang baik sangat esensial untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan, baik secara personal maupun profesional. Menurut para ahli komunikasi, ada banyak kebiasaan buruk yang secara tidak sadar kita lakukan saat mendengarkan. Dari perilaku yang sangat jelas hingga kebiasaan yang lebih halus, berikut ini adalah lima tanda paling umum yang menunjukkan bahwa Anda mungkin seorang pendengar yang buruk, dan mengapa hal itu merugikan hubungan.
1. Memotong Pembicaraan Orang Lain
Meskipun terkadang niat Anda baik, seperti ingin membantu lawan bicara menyelesaikan kalimatnya, memotong pembicaraan sering kali dianggap tidak sopan. "Bahkan jika kita akurat, memotong pembicaraan hampir selalu dianggap oleh orang lain sebagai hal yang sangat kasar dan mengganggu," kata psikolog dan penulis buku Happy Together: Using the Science of Positive Psychology to Build Love That Lasts, James dan Suzann Pawelski seperti dikutip dari laman Best Life pada rabu (17/9/2025). Mereka menekankan bahwa kita bukanlah pembaca pikiran dan harus memberikan rasa hormat serta waktu yang dibutuhkan orang lain untuk menyelesaikan ide mereka.
2. Selalu Mengubah Topik Kembali ke Diri Sendiri
Ketika seorang teman bercerita tentang liburannya, alih-alih bertanya lebih lanjut, Anda justru langsung menceritakan pengalaman liburan Anda sendiri. Perilaku ini, yang disebut Pawelski sebagai "negatif dan dapat dengan mudah menimbulkan masalah" secara tidak langsung menyampaikan pesan bahwa Anda tidak peduli dengan apa yang mereka katakan.
"Ketika kita segera mengalihkan fokus pembicaraan ke diri kita sendiri, kita secara tidak langsung memberi tahu orang lain bahwa kita tidak peduli dengan apa yang mereka katakan," ujarnya.
3. Tidak Pernah Mengajukan Pertanyaan
Sebuah percakapan yang sehat seharusnya berjalan dua arah. "Percakapan akan mati dengan canggung ketika tidak ada pertanyaan yang diajukan," kata ahli kencan Celia Schweyer dari DatingRelationshipsAdvice.com. Dia mengatakan kurangnya pertanyaan tidak hanya membuat percakapan terasa canggung, tetapi juga dapat menandakan bahwa Anda tidak cukup peduli untuk mengikuti topik yang sedang dibicarakan.
4. Terlalu Fokus pada Jawaban Sendiri
Jika pikiran Anda sibuk merangkai apa yang akan Anda katakan selanjutnya, Anda pasti akan kehilangan poin penting dalam percakapan. Ahli strategi pengembangan kepemimpinan dan CEO TalentGrow LLC, Halelly Azulay, mengatakan ketika seseorang berbicara, mereka menggambarkan apa yang mereka pikirkan, ketahui, butuhkan, atau rasakan kepada pendengar. "Pendengar perlu mendengarkan pesan mereka untuk dapat menerimanya dan memproses maknanya. Jika otak Anda sibuk memikirkan jawaban, Anda tidak mendengarkan, titik," kata dia.
5. Berusaha Mengalahkan Cerita Orang Lain
Ini adalah bentuk lain dari perilaku egois. Alih-alih mendengarkan cerita seseorang dan merespons dengan empati, Anda justru mencoba "menyaingi" mereka dengan cerita Anda sendiri.
Pendiri situs saran hubungan Borderless Stories, KC McCormick Çiftçi, menyebut perilaku ini sebagai upaya untuk "mengungguli" orang lain. "Meskipun Anda berharap orang itu akan sepenuhnya menghargai cerita yang akan Anda ceritakan, Anda tidak memberikan rasa hormat yang sama kepada mereka," ujarnya.