Pasokan Bantuan Masih Terbatas, Warga Gaza Hemat Jatah Makanan 

4 hours ago 10

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA -- Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan, pasokan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza meningkat sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober 2025. Namun WFP menyebut, target pengiriman bantuan 2.000 ton per hari ke Gaza masih jauh realisasinya. Warga Gaza memutuskan menghemat bantuan makanan yang diperolehnya. 

WFP mengungkapkan, sekitar 750 metrik ton makanan kini memasuki Gaza setiap hari. Jumlah tersebut dinilai masih jauh di bawah skala kebutuhan setelah dua tahun konflik mendera wilayah tersebut. 

"Untuk mencapai peningkatan ini, kita harus menggunakan setiap titik penyeberangan perbatasan sekarang juga,” kata juru bicara WFP, Abeer Etefa, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, Selasa (21/10/2025), dikutip laman Al Arabiya.  

Menurut Etefa, pasokan makanan yang telah dikirim sejauh ini cukup untuk memberi makan sekitar setengah juta warga Gaza selama dua pekan. Dia menyebut banyak warga Gaza menyimpan bantuan makanan yang mereka terima karena khawatir persediaan akan habis lagi. 

“Mereka makan sebagian, lalu menjatah dan menyimpan sebagian persediaan untuk keadaan darurat, karena mereka tidak yakin berapa lama gencatan senjata akan berlangsung dan apa yang akan terjadi selanjutnya,” ucap Etefa. 

Dia mengungkapkan, saat ini hanya dua penyeberangan yang dikontrol Israel yang dioperasikan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, yakni Kerem Shalom di selatan dan Kissufim di tengah. "Kami belum menerima konvoi skala besar ke Kota Gaza atau ke utara Gaza,” ujar Etefa.

Etefa menambahkan, WFP belum diberikan izin untuk menggunakan jalan utama Salah al-Din yang menghubungkan wilayah utara dan selatan Gaza. Pada Sabtu (18/10/2025) pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa penyeberangan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir akan tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Netanyahu menyampaikan, pembukaan gerbang perbatasan Rafah akan bergantung pada pengembalian jenazah sandera oleh Hamas.

Serukan Semua Penyeberangan Dibuka

Pekan lalu PBB dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyerukan agar semua titik penyeberangan ke Jalur Gaza dibuka. Hal itu agar bantuan kemanusiaan dapat dikirimkan secara maksimal ke wilayah tersebut. 

PBB dan ICRC mengingatkan bahwa bencana kelaparan di Gaza masih membutuhkan penanganan maksimal. Kedua lembaga tersebut berpendapat, saat ini merupakan momen tepat untuk membuka semua titik penyeberangan ke Gaza karena gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai diterapkan. 

"Itulah yang telah diserukan oleh para pekerja kemanusiaan, termasuk ICRC, dalam beberapa jam terakhir: memastikan bahwa, karena kebutuhan yang sangat besar, semua titik masuk dapat dibuka,” kata Juru Bicara (Jubir) ICRC, Christian Cardon, kepada wartawan di Jenewa, Swiss, Selasa (14/10/2025). 

Jubir Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, turut menyampaikan hal serupa. "Kita perlu membuka semuanya (pintu penyeberanban ke Gaza)," ujarnya. 

Terdapat setidaknya tujuh gerbang penyeberangan menuju Gaza. Sejak 2007, hanya tiga gerbang yang dioperasikan, yakni Rafah, Beit Hanoun, dan Karem Abu Salem. Dua gerbang terakhir dikontrol Israel, sementara Rafah dikendalikan Mesir.

Jens Laerke mengakui bahwa saat ini tidak semua penyeberangan berfungsi karena beberapa di antaranya mengalami kerusakan sebagian. Sementara pembersihan puing-puing di dalam Gaza dibutuhkan untuk memungkinkan truk-truk dapat melintas. “Kami menyerukan agar itu diperbaiki agar dapat beroperasi. Kami mendorong semua orang,” katanya. 

Laerke mengungkapkan, PBB memiliki 190 ribu metrik ton bantuan yang siap dikirim ke Gaza. Badan pemantau yang didukung PBB, Integrated Food Security Phase Classification (IPC), secara resmi menyatakan bahwa Gaza dibekap bencana kelaparan pada 22 Agustus 2025 lalu. Menurut lembaga yang berbasis di Roma, Italia, tersebut, diblokadenya pasokan bantuan kemanusiaan oleh Israel menjadi pemicu terjadinya krisis tersebut. 

Selama dua tahun perang yang dimulai pada Oktober 2023, agresi Israel ke Gaza telah membunuh lebih dari 67 ribu warga Palestina. 

Read Entire Article
Food |