REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Umat Hindu di Kota Cimahi, Jawa Barat mengikuti pawai ogoh-ogoh atau patung khas Bali pada Jumat (28/3) sebagai salah satu rangkaian acara dalam memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947.
Pawai ogoh-ogoh dimulai dari halaman Pusat Kesenjataan dan Artileri Pertahanan Udara (Pussen Arhanud), kemudian ke Jalan Sriwijaya, menuju Jalan Gatot Subroto, lanjut ke Jalan Gedung Opat, kembali lagi ke Jalan Sriwijaya, dan berakhir di Pussen Arhanud lagi.
Nuansa Bali kental terasa, tak cuma karena kehadiran ogoh-ogoh namun juga karena nyaring alat musik yang dimainkan. Pawai itu mengundang penasaran warga dan pengendara yang melintas. Mereka pun mengabadikan momen itu dengan ponselnya masing-masing.
"Senang sekali pastinya bisa ada pawai ogoh-ogoh lagi, jadi kangen Bali. Nuansa Balinya terasa banget meskipun ini di Cimahi," ujar Made Putri Parlastini (43) salah satu umat Hindu yang mengikuti pawai.
Hadirnya pawai ogoh-ogoh bahwa toleransi antarumat beragama di Kota Cimahi sangat terjaga dengan baik. Bagi Made, pawai ini juga sebagai pengobat rindunay dengan Bali. "Ya selain nostalgia dengan Bali, ini juga jadi bukti kalau toleransi di Cimahi itu sangat tinggi. Tahun lalu kan pernah juga pawai seperti ini, tahun sekarang ogoh-ogohnya lebih banyak dan lebih meriah," kata Made Putri.
Ketua PH Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Barat, Brigjen TNI Purn I Made Riawan mengatakan pawai ogoh-ogoh merupakan pengantar sebelum pelaksanaan Hari Rays Nyepi besok. "Jadi ogoh-ogoh ini dimaknai ketika besok kits merayakan Hari Raya Nyepi kita sudah harus melakukan perenungan. Hal dalam agama Hindu itu namanya Tri Kaya Parisudha atau berkata, berpikir, dan bertindak yang selama ini kita lakukan tidak baik, itu disimbolkan dengan aura negatif. Makanya ogoh-ogoh itu nuansanya seram," papar Made Riawan.
Ia memuji keberagaman dan toleransi yang ada di Kota Cimahi. Kota kecil yang menjadi rumah perbedaan, mewadahi umat beragama yang berbeda-beda hingga suku bangsa yang beragam pula.
"Ini digagas umat Hindu di Cimahi, dan bisa dibilang ini impian kami yang sudah sekian lama baru terlaksana, setelah pertama dilaksanakan tahun lalu. Astungkara, hari ini tertib dan lancar," kata Made Riawan
Sementara itu, Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan pawai ogoh-ogoh akan dijadikan sebagai agenda tahunan di Kota Cimahi sebagai perwujudan toleransi dan keberagaman.
"Pastinya ini akan kita jadikan agenda tahunan di Cimahi. Kita lihat hari ini masyarakat antusias melihat pawai ogoh-ogoh ini, tidak membeda-bedakan suku, ras, dan agama. Ini yang paling penting," kata Ngatiyana.