Adinda Destriani
Pendidikan dan Literasi | 2025-06-18 18:24:09

Uang: Dari Kambing hingga Kartu — Perjalanan Panjang Sang Alat Tukar
Pernahkah kamu membayangkan, zaman dahulu orang membeli beras bukan dengan uang, tapi dengan kambing atau kain? Ya, sebelum uang ditemukan, manusia melakukan barter untuk memenuhi kebutuhan. Tapi sistem ini lama-lama dianggap ribet. Dari sinilah kisah uang bermula — sebuah cerita panjang yang terus berkembang mengikuti zaman.
Dari Barter ke Logam Mulia
Awalnya, manusia bertukar barang. Tapi coba bayangkan, kamu tukar ayam dengan gandum — bagaimana kalau gandumnya busuk? Nah, karena barter tidak selalu adil dan praktis, manusia mulai menggunakan barang yang dianggap bernilai dan tahan lama. Misalnya: kerang, emas, atau perak.
Lama-kelamaan, logam mulia seperti emas dan perak dijadikan alat tukar resmi. Negara-negara mulai mencetak koin logam dengan berat dan cap tertentu sebagai jaminan nilai. Inilah cikal bakal uang seperti yang kita kenal sekarang.
Masuknya Uang Kertas
Masalah muncul lagi: logam berat dan sulit dibawa banyak-banyak. Solusinya? Uang kertas. China adalah pelopor penggunaan uang kertas sekitar abad ke-7. Dengan membawa secarik kertas yang dijamin nilainya, transaksi jadi lebih mudah dan cepat.
Uang kertas ini lalu menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Eropa dan akhirnya ke Nusantara. Tapi ingat, awalnya uang kertas hanya berlaku jika dijamin dengan emas atau perak — sistem ini disebut “gold standard.”
Lahirnya Uang Bank & Uang Giral
Seiring berkembangnya sistem keuangan, uang tidak hanya berupa fisik. Lahir istilah uang giral, yaitu saldo rekening di bank yang bisa dipakai lewat cek atau transfer. Inilah cikal bakal uang digital yang kini kita gunakan lewat aplikasi dan QR code.
Uang Modern: Kartu dan Digital
Zaman terus berubah. Kini, banyak orang tidak lagi bawa uang tunai. Kartu debit, e-wallet, hingga kripto perlahan menggantikan peran uang fisik. Tapi esensinya tetap sama: uang adalah alat tukar dan penyimpan nilai.
Refleksi: Uang Lebih dari Sekadar Alat Tukar
Perjalanan uang mengajarkan kita bahwa manusia selalu mencari cara agar hidup jadi lebih praktis dan efisien. Uang bukan sekadar alat tukar, tapi juga cermin dari perkembangan ekonomi, teknologi, dan budaya manusia.
Jadi, saat kamu gesek kartu atau scan QR hari ini, ingatlah: kamu sedang memakai hasil dari ribuan tahun evolusi pemikiran manusia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.