Syekh Ibnu Athaillah Jelaskan Penyebab Kegelisahan dan Kesedihan Hati

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa kegelisahan dan kesedihan yang dirasakan hati seorang hamba, karena pandangan hati hamba tersebut terhalang dari cahaya Allah SWT.

"Kegelisahan dan kesedihan yang dirasakan hati adalah karena pandangan yang dihalangi." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)

Hati memang tidak akan selalu mampu mempertahankan cahaya Allah SWT. Jika cahaya tersebut menyinari hati maka anda akan senang. Jika cahaya itu terhijab (terhalang) maka anda akan merasakan kesedihan.

Ketahuilah bahwa kebahagiaan yang hakiki itu bukanlah terletak dalam jumlah harta yang anda miliki atau jumlah istri yang anda nikahi atau jumlah anak yang anda tanggung. Tetapi kebahagiaan itu ter­letak ketika anda mampu hidup bersama Sang Khaliq di ja­lan kebenaran.

Jika anda sedang atau selalu dirundung kesedihan maka ketahuilah bahwa hati anda sedang terhalang dari-Nya. Sehingga, anda buta dan tidak mendapatkan cahaya-Nya.

Singkaplah (bukalah) tabir (penutup) hati anda segera dengan amalan shalih dan ibadah-ibadah yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT kepada anda. Mudah-mudahan hati anda kembali mendapatkan cahaya-Nya dan hidup dalam kebahagiaan yang hakiki, dikutip dari kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam DA Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya.

Cobalah anda lihat dan perhatikan kehidupan para sahabat, wali, dan orang shalih. Mereka hidup dalam keadaan miskin dan papa (sengsara), namun hati mereka selalu dikelilingi ke­bahagiaan. Seolah-olah, semua yang ada di dunia ini kecil dan tidak ada artinya sama sekali da­lam pandangan mereka. Semua itu tidak akan terjadi, kecuali hati mereka telah mendapatkan ca­haya-Nya.

Tiga Cara Hilangkan Stres Menurut Syekh Nawawi al-Banteni

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitabnya Nashaihul Ibad mengungkapkan tiga cara mengatasi atau menghilangkan kegundahan hati atau stres. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan stres sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjelaskan bahwa stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/ psikis), jika ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Stres adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi jika berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan seseorang.

Syekh Nawawi al-Banteni menukil perkataan para hukama, yakni para ahli hikmah atau makrifat dalam mengatasi stres.

"Tiga perkara yang dapat menghilangkan kegundahan (pikiran stres) yaitu zikir (mengingat) Allah SWT, silaturrahim kepada para wali Allah dan memperhatikan perkataan hukama." (Kitab Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)

Berzikir kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan membaca tahlil, hauqalah (La haula wa la quwwata illa billah) dan dengan bermunajat kepada-Nya.

Bermunajat kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan cara membaca doa seperti ini.

"Wahai Dzat Yang Maha Penolong setiap orang yang merana, yang menyeru kepada-Nya. Wahai Dzat Yang Maha Mengabulkan doa orang yang sengsara. Wahai Dzat Yang Maha Bijaksana terhadap setiap orang yang bersalah dan durhaka. Wahai Dzat yang mencukupi setiap orang yang lebih mementingkan-Mu daripada dunianya."

"Aku memohon kepada-Mu untuk dapat mencapai sesuatu yang tidak dapat aku gapai tanpa pertolongan-Mu, dapat menolak sesuatu yang tidak dapat aku tolak melainkan dengan kekuatan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu kebaikan yang penuh sejahtera dan kesejahteraan yang penuh kebaikan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih di atas semua yang berbelas kasih."

Dalam kitab Nashaihul Ibad dijelaskan bahwa yang dimaksud para wali Allah adalah para ulama dan aulia shalihin. Mungkin maksudnya dengan silaturrahim kepada para wali Allah, supaya kita mendapatkan petunjuk dari ajaran agama Islam yang bisa menenangkan hati dan pikiran.

Sementara, yang dimaksud perkataan hukama adalah nasihat mereka yang berisi petunjuk untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa.

Read Entire Article
Food |