REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menegaskan, ia selalu berpegang kepada filosofi the right man on the right place. Filosofi yang dipegangnya adalah the right man and the right woman on the right place.
"Jangan the right man saja ya. Jadi kalau ada yang baik, ada yang andal seperti pilot pesawat, kita tidak perlu tanya pilotnya itu agamanya apa, asalnya dari mana. Tidak perlu, orang tanya siapa, dia bisa bawa penerbangan dengan baik keselamatan ratusan orang di tangan dia untuk apa diganti," kata Prabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Dia pun menjelaskan, alasan di balik mengangkat pejabat lama atau periode pemerintahan sebelumnya. "Jadi kalau saya dituduh wah ini ya kan pakai orang-orang lama, gak ada saya hanya pakai orang yang mampu. Mampu untuk bekerja untuk rakyat bekerja, untuk bangsa dan negara. Kalau dia mampu dan dia mau kita harus manfaatkan," ucap Prabowo.
Dia pun menegaskan, seseorang yang berada dalam posisi bekerja untuk pemerintah itu sebenarnya dalam bentuk pengorbanan. Karena pemerintan sudah berjalan setengah tahun, Prabowo mengajak jajarannya untuk bekerja lebih komunikatif dan proaktif dalam memberikan keterangan ke pers tentang keadaan yang berlaku.
"Itu sebagai ucapan terima kasih saya. Saya minta acara ini diselenggarakan. Saya minta acara ini diselenggarakan karena saya merasa setelah kita masuki enam bulan masa bekerjanya pemerintah yang saya pimpin sebagai pemegang mandat dari bangsa, dari rakyat sejak tanggal 20 Oktober 2024," kata Prabowo.
Dia mengakui, mulai sadar sejak beberapa pekan lalu untuk memperbaiki pola komunikasi pemerintahan. "Bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya dan saya ingin memberi penjelasan kenapa, karena saya mengandut filosofi evidence based performance. Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya," ujar Prabowo.
Dia menyebut, rakyat pun akan menilai dengan hasil. Gara-gara suka dengan hasil, Prabowo mengakui, hal itu membuka peluang bagi orang lain untuk mengejekanya. Karena alasan itulah, ia mendorong timnya untuk bekerja keras.
"Dan saya suka, saya bilang saya tidak suka orang yang hanya omon-omon. Akhirnya omon-omon jadi apa itu? Jadi populer ya dipakai di seluruh Indonesia Iya kan? Dan saya gak suka hanya omon-omon. Jadi saya pikir oke begitu saya ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU. Saya kumpulkan tim kecil dan kita mulai bekerja. Lima bulan kita kerja terus tanpa diliput media," kata Prabowol