Antisipasi Kemacetan, DIY Siapkan 7 Alternatif Jalur masuk ke Yogyakarta

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pemerintah Daerah DIY menyiapkan tujuh jalur alternatif untuk mengantisipasi lonjakan arus kendaraan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Langkah ini diambil guna mencegah kemacetan panjang termasuk di pusat kota, mengingat Yogyakarta selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah bahkan mancanegara setiap momen libur akhir tahun.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Chrestina Erni Widyastuti mengatakan pihaknya telah memetakan waktu-waktu rawan kepadatan selama periode Angkutan Natal dan Tahun Baru. Adapun puncak arus diperkirakan akan terjadi pada 24–25 Desember 2025, 28 Desember 2025, serta 1 Januari 2026. Sementara puncak arus balik diprediksi berlangsung pada 4 Januari 2026.

Secara keseluruhan, pergerakan masyarakat selama periode Angkutan Natal dan Tahun Baru 2025/2026 diperkirakan sangat tinggi. Jumlah orang yang masuk ke wilayah DIY diprediksi mencapai 4.695.577 orang, sementara yang keluar DIY diperkirakan sebanyak 4.808.364 orang. Angka ini menunjukkan besarnya potensi kepadatan lalu lintas apabila tidak diimbangi dengan pengaturan arus kendaraan yang memadai.

"Kami merekayasa lalu lintas sedemikian rupa supaya nanti di wilayah perkotaan ini tidak terlalu padat kendaraan, baik itu pribadi maupun angkutan bus yang akan masuk perkotaan," ucapnya, Rabu (17/12/2025).

Jalur alternatif yang disiapkan, tujuannya adalah agar kendaraan yang hanya melintas atau tidak memiliki tujuan ke pusat kota, khususnya kawasan Malioboro dan sekitarnya, tidak masuk ke wilayah perkotaan. Tujuh jalur alternatif tersebut empat arah utama masuk wilayah DIY, yakni barat, utara, timur, dan selatan.

Dari sisi barat, terdapat tiga jalur alternatif yang disiapkan, yaitu Ruas Congot – Wates – Nagung – Brosot – Srandakan, kemudian Ruas Sentolo – Kalibawang, serta Ruas Klangon – Moyudan – Tempel. Dari sisi utara, disiapkan satu jalur alternatif yakni Ruas Tempel – Turi – Pakem – Cangkringan – Prambanan. Sementara dari sisi timur, kendaraan diarahkan melalui Ruas Prambanan – Piyungan. Adapun dari sisi selatan, terdapat dua jalur alternatif, antara lain Ruas Gading – Semin – Klaten – Sukoharjo dan Ruas Wonosari – Baron – Tepus – Bedoyo – Wonogiri.

Jalur-jalur ini diharapkan mampu menjadi penyangga arus kendaraan sekaligus memecah kepadatan yang biasanya terpusat di jalur utama menuju Kota Yogyakarta. "Jadi ada tujuh alternatif yang nanti akan menjadi arus lalu lintas bagi para pemudik atau wisatawan yang nanti akan melintas jangan sampai lewat kota," ungkapnya.

Read Entire Article
Food |