CDC 2025 Bahas Arah Baru Pasar Karbon Indonesia

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Carbon Digital Conference (CDC) 2025 akan digelar pada 8–9 Desember 2025 di Bandung dengan agenda utama membahas perkembangan pasar karbon Indonesia dan tantangan implementasi perdagangan kredit karbon berkelanjutan. Acara ini juga menyoroti kemajuan proyek berbasis carbon capture storage, serta inisiatif berbasis alam (NBS) di sektor areal penggunaan lain (APL) dan kelautan, seiring meningkatnya kebutuhan integritas proyek dan transparansi pasar.

Ketua Umum Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA), Riza Suarga, mengatakan potensi ekonomi karbon Indonesia yang mencapai 565,9 miliar dolar AS menempatkan negara ini pada posisi strategis dalam mekanisme perdagangan karbon global. Namun ia menekankan masih banyak tantangan terkait tata kelola, akuntabilitas kredit karbon, dan konsistensi regulasi.

“CDC 2025 akan membahas peluang serta hambatan dalam pengembangan ekonomi karbon, termasuk bagaimana penciptaan lapangan kerja hijau dapat memperkuat pemerataan pendapatan,” ujar Riza dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).

Konferensi ini juga menjadi forum pembaruan informasi bagi pemangku kepentingan mengenai regulasi baru, termasuk Peraturan Presiden 110/2025 yang menggantikan Perpres 98/2021. Regulasi tersebut membawa sejumlah perubahan penting, yaitu penyederhanaan mekanisme perdagangan, pengakuan pasar karbon sukarela, serta perluasan sektor yang dapat berpartisipasi. Riza menilai, implementasi kebijakan ini membutuhkan koordinasi erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga verifikasi.

Di sisi lain, IDCTA disebut memiliki peran strategis dalam mendukung sistem dual registry pemerintah, yakni SRN-PPI dan SRUK, untuk meningkatkan integritas data serta mengawasi aktivitas kredit karbon nasional.

CDC 2025 akan menjadi ruang untuk menyampaikan perkembangan teknis pelaksanaan kebijakan ini kepada seluruh pelaku di rantai nilai karbon, baik domestik maupun internasional.

Sebagai mitra pengetahuan, PwC Indonesia menyoroti kebutuhan integritas dan pembiayaan iklim dalam memastikan efektivitas pasar karbon.

“Mengelola perubahan iklim membutuhkan aksi kolektif, inovasi, serta standar pasar yang kredibel. Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin, bukan hanya peserta, dalam solusi iklim global,” ujar Yuliana Sudjonno, Partner dan Sustainability Leader PwC Indonesia.

CDC 2025 juga akan mengangkat isu kemanusiaan terkait bencana Sumatera dengan menggerakkan komunitas pelaku karbon untuk memberikan dukungan langsung. Riza menyebut fokus ini menjadi bagian dari upaya menegaskan kembali hubungan antara perubahan iklim dan kerentanan sosial yang semakin terlihat di berbagai wilayah Indonesia.

Konferensi yang diproyeksikan dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai negara ini mempertemukan investor, pengembang proyek karbon, startup teknologi iklim, serta pembuat kebijakan untuk menilai kesiapan Indonesia dalam memperkuat peran di pasar karbon global sekaligus menjaga integritas lingkungan dan ekonomi hijau nasional.

Read Entire Article
Food |