Cerita Kernet Bus Cahaya Trans yang Teriak 'Awas' Sesaat Sebelum Kecelakaan

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, Robi Sugianto (51 tahun) masih terbaring di ranjangnya di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Adhyatma, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kaki kanannya digips karena mengalami patah tulang. Robi merupakan kernet bus Cahaya Trans yang terguling di simpang susun exit tol Krapyak pada Senin (22/12/2025) dini hari dan menyebabkan 16 orang tewas.

Robi masih mengingat cukup jelas detik-detik menjelang bus Cahaya Trans yang dikernetinya terguling di simpang susun exit tol Krapyak. Dia mengakui, bus sempat oleng sebelum menubruk beton pembatas jalan dan akhirnya terguling.

Menurut Robi, bus tak melaju dengan kecepatan tinggi atau ugal-ugalan sesaat sebelum kecelakaan. Namun dia tak memperhatikan berapa tepatnya kecepatan bus sebelum akhirnya menubruk pembatas beton dan terguling.

"Saya teriak, 'Awas', terus tahu-tahu saya sudah di rumah sakit. Cuma teriak, 'Awas', karena oleng," ungkap Robi, yang merupakan warga Bumiayu, Brebes, Jateng, saat ditemui di IGD RSUD dr Adhyatma, pada Senin sore.

Robi, yang sudah lima tahun menjadi kernet bus Cahaya Trans, tak mengingat apapun setelah insiden tersebut. Namun dia mengingat bahwa kondisi TKP kecelakaan menurun dan menikung ke arah kiri. "Jadi itu turunan belok," katanya.

Robi menerangkan, bus Cahaya Trans yang terguling di exit tol Krapyak bertolak dari Bogor, Jawa Barat, dengan tujuan akhir Yogyakarta. Bus berangkat pada Ahad (21/12/2025) sekitar pukul 14:00 WIB. Menurut Robi, bus biasanya tiba di Yogyakarta pada waktu Subuh.

Dia mengonfirmasi bahwa bus yang terguling di exit tol Krapyak dikemudikan oleh sopir cadangan. "Iya sopir baru. Sopir biasanya libur karena sakit. Makanya pakai sopir itu," ujarnya.

Robi mengaku baru dua kali mengerneti sopir tersebut. "Usia sopirnya 22 tahun kalau tidak salah. Baru bergabung (dengan Cahaya Trans) tahun ini," ungkapnya.

Sepengetahuan Robi, sopir bernama Gilang asal Padang, Sumatera Barat, itu sudah mengikuti tahapan tes dan seleksi sebelum bergabung dengan PO Cahaya Trans. "Katanya sih berpengalaman. Katanya sudah bawa mobil (di trek) Sumatera-an," katanya.

Karena penanganan patah tulang pada kaki kanan Robi tak dapat ditangani optimal di RSUD dr Adhyatma, dia akan dirujuk ke rumah sakit lain. Namun hingga artikel ini ditulis, pihak RSUD dr Adhyatma belum menentukan ke mana Robi akan dirujuk.

Selain Robi, terdapat delapan korban kecelakaan bus Cahaya Trans lainnya yang dilarikan ke RSUD dr Adhyatma. Satu di antaranya meninggal dunia sesaat setelah tiba di rumah sakit. Identitas korban tersebut belum teridentifikasi.

Keterangan kapolda

Read Entire Article
Food |