China Tembakkan Misil dan Peluru Tajam ke Arah Taiwan

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI – Tentara Pembebasan Rakyat China mengadakan latihan militer skala besar pada hari kedua di sekitar Taiwan pada Selasa. Mereka, melancarkan unjuk kekuatan dengan menembakkan rudal serta peluru tajam sebagai bagian dari apa yang mereka sebut sebagai “Misi Keadilan 2025”.

Tujuan latihan itu disebut untuk menunjukkan kemampuannya dalam menghalangi dukungan bersenjata eksternal terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang telah lama mereka tegaskan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Komando Teater Timur PLA mengirim kapal perusak, fregat, pesawat tempur, dan pembom ke perairan utara dan selatan pulau itu untuk menguji kemampuannya dalam koordinasi dan blokade laut-udara. Pasukan daratnya melakukan latihan tembakan jarak jauh di perairan utara Taiwan dan juga menyelenggarakan pelatihan tembakan langsung, bersamaan dengan simulasi serangan gabungan jarak jauh dengan unit udara, angkatan laut, dan rudal, di perairan selatan Taiwan, mencapai apa yang disebut juru bicara komando Li Xi sebagai “efek yang diinginkan.”

Manuver tersebut meningkatkan ketegangan di sekitar Selat Taiwan menjelang berakhirnya tahun 2025, namun dampaknya tidak hanya sekedar tekanan militer namun juga berdampak pada kehidupan sehari-hari. Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan diberitahu bahwa tujuh “zona berbahaya” sementara telah didirikan di sekitar selat tersebut. 

Jadwal empat bandara internasional Taiwan pada Selasa sore menunjukkan lebih dari 100 penerbangan internasional dan domestik telah merevisi waktu, penundaan atau pembatalan, menurut situs web mereka.

Xinhua, kantor berita resmi China, memuat komentar pada Senin malam yang mengatakan bahwa latihan tersebut mengirimkan pesan yang tegas: bahwa Beijing selalu siap mencegah apa pun yang mencoba memisahkan Taiwan dari China. Setiap eskalasi, katanya, akan ditanggapi dengan tindakan pencegahan yang lebih kuat.

“Dengan menjilat Amerika Serikat melalui sikap kesetiaan yang patuh dan mendorong pembelian senjata, DPP mengikat seluruh pulau Taiwan pada kereta separatisnya yang membawa bencana, mengabaikan opini publik,” tulis Xinhua, merujuk pada Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan.

Presiden Taiwan Lai Ching-te hari Selasa mengatakan wilayahnya akan bertindak secara bertanggung jawab dengan tidak meningkatkan konflik atau memprovokasi perselisihan.

“China akhir-akhir ini sering meningkatkan tekanan militer, tindakan ini tidak diharapkan dilakukan oleh negara besar yang bertanggung jawab,” tulisnya di Facebook.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya mendeteksi 130 pesawat, termasuk pesawat tempur dan pembom, 14 kapal militer, dan delapan kapal resmi lainnya. Kekuatan tempur itu terdteksi di sekitar pulau antara pukul 06.00 pagi pada hari Senin hingga pukul 06.00 pagi pada Selasa. 

sumber : Associated Press

Read Entire Article
Food |