Hati Tenang, Hidup Tenteram Akibat Prasangka Baik

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebaikan menjadi obat bagi setiap kekhawatiran. Kebijaksanaan adalah simbol kecerdasan.

Maka, sungguh kebahagiaan pun hadir dari dahsyatnya prasangka baik yang tanpa henti menjadi sumber kekuatan dalam kehidupan.

Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku berada dalam prasangka hamba-Ku, dan Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika ia mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka,

jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa, jika ia mendatangi-Ku dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan berlari.” (HR Bukhari).

Hadis ini menjelaskan tentang pentingnya berprasangka baik. Prasangka baik adalah sikap terpuji yang hendaknya dimiliki oleh setiap insan.

Melalui prasangka baik itulah kita senantiasa dikabulkan setiap keinginannya dan memperoleh ribuan pahala kebaikan sebagai tanda kasih sayang dari Tuhan.

Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka (prasangka buruk) itu dosa.” (QS al-Hujurat: 12).

Sedikitnya, ada empat buah segar yang dapat kita petik dari dahsyatnya prasangka baik.

Pertama, menciptakan hubungan yang harmonis. Prasangka baik adalah sikap yang positif untuk membangun hubungan yang harmonis. Bersahaja menghargai dan memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya.

Melalui prasangka baik, lingkungan sosial pun senantiasa merespons dengan penuh rasa hormat dan pengertian.

Allah SWT berfirman, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik.” (QS an-Nahl: 125).

Kedua, menangkis perpecahan. Prasangka baik dapat dengan lugas menangkis perpecahan. Sikap saling percaya menjadi sumber kekuatan.

Prasangka baik pun senantiasa memperkuat ikatan positif dalam suatu hubungan, baik secara vertikal dengan Allah SWT ataupun secara horizontal antarsesama.

Ketiga, menghadirkan nilai-nilai keadilan. Prasangka baik senantiasa mewujudkan perlakuan adil kepada setiap orang dan menghindari diskriminasi berdasarkan prasangka negatif yang tidak beralasan.

Melalui prasangka baik, kita dapat menghormati kebaikan dan nilai-nilai setiap orang tanpa harus memandang sinis latar belakang mereka.

Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok)” (QS al-Hujurat: 11).

Keempat, senantiasa dekat dengan Allah SWT. Prasangka baik mencerminkan kemurnian hati. Ini pun menjadi aspek yang mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Prasangka baik sejalan dengan ajaran-Nya untuk senantiasa berbuat baik dan ikhlas dalam setiap tindakan dalam kehidupan. Dengan memiliki prasangka baik, kita dapat menjaga hubungan spiritual kita dengan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian.” (HR Muslim).

Ibarat bunga di pagi hari, prasangka baik itu mekar dalam harapan positif dan hati yang berseri. Prasangka baik adalah simbol kedamaian diri dan hati.

Jalan yang apik untuk menggapai kemuliaan sejati. Tanpanya, kehidupan pun penuh kegelisahan tanpa henti.

Lewat prasangka baik, hadiah terindah dari-Nya pun senantiasa kita miliki.

sumber : Hikmah Republika oleh M Yoga Firdaus

Read Entire Article
Food |