REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Pemimpin kelompok Ansar Allah (Houthi), Abdul-Malik al-Houthi, melayangkan ultimatum bagi Israel terkait pengakuan kedaulatan Somaliland. Menurutnya, kelompok Houthi menganggap setiap kehadiran Israel di Somaliland sebagai target militer pasukannya.
Al-Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh situs Al-Masirah yang berafiliasi dengan Houthi bahwa mereka menganggap kehadiran militer Israel di “wilayah Somalia” sebagai tindakan agresi terhadap Somalia dan Yaman. Oleh karena itu akan menjadi sasaran militer bagi mereka.
Aljazirah melansir, pimpinan Houthi meminta semua negara di kedua sisi Laut Merah, serta dunia Arab dan Islam, untuk mengambil langkah-langkah praktis untuk mencegah Israel “melanggar Somalia”.
Al-Houthi menambahkan bahwa mereka akan mengambil semua tindakan untuk mendukung “rakyat Somalia.” Ia menyatakan penolakannya terhadap bagian mana pun di Somalia yang menjadi “pijakan” bagi Israel dengan mengorbankan kemerdekaan dan kedaulatan Somalia, serta keamanan kawasan dan Laut Merah.
Surat kabar Maariv mengutip para pejabat Israel yang mengatakan bahwa mengakui Somaliland memberi Israel kedalaman strategis dan pilihan operasional baru, dan meningkatkan kemampuan angkatan udara untuk menghadapi Yaman dan Iran.
Lokasi Somaliland sedianya terletak di pesisir Teluk Aden yang merupakan pintu masuk jalur laut ke Laut Merah. Kapal-kapal menuju Israel dari Asia harus melewati jalur itu atau memutar jauh mengelilingi Benua Afrika yang biayanya jauh lebih mahal.
Kelompok Houthi sejak agresi Israel ke Gaza memblokade dan menyerang kapal-kapal menuju Israel di Jalur tersebut. Tujuannya, untuk menekan Israel agar menghentikan agresi ke Gaza. Aksi kelompok Houthi itu memaksa AS dan negara-negara sekutu turun tangan melakukan patroli di Laut Merah dan akhirnya menyerang Houthi pada awal tahun ini.
Namun, mahalnya biaya perang memaksa AS menyepakati gencatan senjata dengan kelompok Houthi. AS diketahui kehilangan dua pesawat tempur F-35 yang mahal harganya akibat terkecoh serangan drone dan rudal Houthi ke kapal induk AS.
Jumat lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pengakuan resmi Republik Somaliland sebagai negara merdeka dan berdaulat, sebuah langkah yang menuai kecaman dari dunia Arab dan internasional. Mesir, Arab Saudi, Dewan Kerja Sama Teluk, Turki dan Uni Afrika dengan cepat mengutuk deklarasi ini.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud mengumumkan penolakan tegas negaranya terhadap pengakuan Netanyahu atas apa yang dikenal sebagai negara “Somaliland”, dan pengalihan kekacauan dan konflik yang dilakukan Israel di Timur Tengah ke negaranya.
Somaliland terletak di bagian barat laut Somalia, dan meliputi area seluas 175.000 kilometer persegi. Negara ini secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaannya dari Somalia pada tahun 1991, namun belum diakui oleh komunitas internasional.

2 hours ago
1







































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344879/original/037827700_1757495713-Kota_Semarang.jpg)






