Laudya Sefina Kertiasa
Sejarah | 2025-09-10 13:56:15

Kota Surabaya sendiri dikenal sebagai Kota Pahlawan dengan kisah heroik pada pertempuran 10 November 1945. Banyak sekali warga mungkin akrab dengan Tugu Pahlawan atau Hotel Majapahit sebagai simbol perjuangan, namun tak banyak yang tahu bahwa di pesisir timur kota terdapat sebuah kawasan bersejarah bernama Kedoeng Cowek. Tempat ini menjadi saksi bisu bagaimana arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan dari serangan pasukan Sekutu.
wahhhh penasaran ga sih kaliann tentang gimana sejarah nyaa...
SEJARAH SINGKAT KEDOENG COWEK
Kedoeng Cowek berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu kedung yang berarti cekungan air dan cowek yang merujuk pada alat dapur dari batu. Konon, dahulu kawasan ini berupa genangan air besar dengan bentuk menyerupai cowek, sehingga masyarakat setempat menamainya demikian.
Pada masa kolonial Belanda, kawasan Kedoeng Cowek dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan laut. Sisa-sisa peninggalannya masih bisa dilihat hingga kini berupa bunker dan meriam tua, meski kondisinya banyak yang sudah tidak terawat. Letaknya yang strategis di dekat Selat Madura membuat kawasan ini dulunya sangat penting bagi pengawasan wilayah perairan Surabaya.
JEJAK PERJUANGAN 10 NOVEMBER 1945
Ketika pertempuran 10 November pecah, Kedoeng Cowek menjadi salah satu garis pertahanan pejuang Surabaya. Pasukan Sekutu yang masuk dari jalur laut dihadang oleh arek-arek Suroboyo dengan persenjataan seadanya. Pertempuran sengit terjadi di sekitar benteng, dan banyak pejuang gugur demi mempertahankan tanah air.
Meski jarang disebut dalam buku sejarah populer, peran Kedoeng Cowek sangat penting. Ia menjadi salah satu titik yang menjaga Surabaya dari serangan musuh, sehingga layak disebut sebagai bagian dari mozaik perjuangan kemerdekaan.
KONDISI KEDOENG COWEK SAAT INI
Sayangnya, Kedoeng Cowek kini lebih dikenal dengan kisah mistis dibandingkan sejarahnya. Bunker tua dianggap angker, bahkan sering dikaitkan dengan penampakan. Meski begitu, kawasan ini menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai wisata sejarah. Dengan penataan dan pengelolaan yang baik, Kedoeng Cowek bisa menjadi destinasi edukasi yang memperkaya identitas Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
Kedoeng Cowek mungkin jarang diketahui, tapi nilai sejarahnya sangat penting. Surabaya sebaiknya memberi perhatian lebih agar generasi muda bisa belajar langsung dari situs perjuangan yang tersembunyi ini.
Pada masa kolonial, kawasan ini dikenal dengan sebutan Kedoeng Cowek. Namun setelah diberlakukannya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), penulisannya berubah menjadi Kedung Cowek. Nama ini kini digunakan secara resmi sebagai salah satu kelurahan di Kecamatan Bulak, Surabaya. Meski begitu, sebutan “Kedoeng” masih sering dipakai warga atau pencinta sejarah ketika merujuk pada kisah lama kawasan ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.