Kakak Adik Sering Ribut? Psikolog Kasih Resep Akur yang Bisa Dicoba Orang Tua

5 hours ago 4

Kakak dan adik (ilustrasi). Ketika kakak dan adik berkonflik, orang tua dinilai dapat memanfaarkan momen tersebut untuk mengajarkan toleransi, empati, dan pengendalian emosi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hubungan kakak dan adik sering kali diwarnai konflik kecil yang bisa memicu pertengkaran. Merespons hal ini, psikolog dari Universitas Indonesia, Prof Rose Mini Agoes Salim, mengimbau orang tua untuk memanfaatkan momen tersebut untuk mengajarkan nilai-nilai penting seperti toleransi, empati, dan pengendalian emosi.

"Sering kali orang tua langsung meminta kakak mengalah, padahal yang lebih penting adalah anak-anak memahami penyebab konflik dan belajar menghargai perbedaan," kata Rose saat dihubungi Republika.co.id pada Selasa (15/7/2025).

Menurut Rose, anak perlu sadar bahwa kakak biasanya lebih kuat secara fisik, namun bukan berarti harus selalu disalahkan atau minta maaf jika tidak bersalah. Sebaliknya, mereka harus belajar mengendalikan emosi dan bertindak adil.

"Anak juga harus diajarkan bahwa beda pendapat bukan alasan untuk bertengkar, melainkan kesempatan belajar toleransi," ujar Prof Rose.

Dia mengatakan kata seperti "tolong", "maaf", dan "terima kasih" juga perlu dibiasakan sebagai bagian dari budaya keluarga yang saling menghargai. Jika sudah terbiasa, maka menurutnya, hubungan antara adik-kakak bisa lebih harmonis.

Selain itu, Rose mengingatkan bahwa masa kanak-kanak adalah periode di mana ego anak cenderung kuat dan mereka lebih fokus pada dirinya sendiri. Oleh karena itu, menanamkan sikap berbuat baik (kindness) menjadi sangat penting agar anak tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya, tetapi juga mulai peduli pada perasaan dan kebutuhan saudara atau teman sebaya.

"Pendidikan nilai-nilai ini tidak hanya membentuk karakter anak dalam keluarga, tapi juga mempersiapkan mereka untuk berinteraksi secara sehat di masyarakat luas," kata Rose.

Read Entire Article
Food |